Kenali Eco-Aerogel dari Daun Nanas, Terobosan Baru Ramah Lingkungan

- 16 September 2020, 21:45 WIB
Ilustrasi: buah nanas hasil budidaya di lahan gambut/
Ilustrasi: buah nanas hasil budidaya di lahan gambut/ /pixabay/pineapplesupplyco

PR TASIKMALAYA - Para Insinyur dari National University of Singapore (NUS) telah menemukan cara untuk mengubah daun nanas menjadi “eco-aerogels”.

Nanas adalah buah tropis yang kaya akan vitamin, enzim, dan antioksidan. Namun, tak banyak yang tahu bahwa daunnya pun dapat dimanfaatkan.

Daun buah nanas seringkali dibiarkan membusuk atau bahkan dibakar setelah dipanen.

Baca Juga: Sekda DKI Jakarta Meninggal karena Covid-19, 8 Pejabat Pemprov DKI Positif Terpapar Corona

Untuk menyingkirkan aliran limbah ini, tim peneliti dari Teknik Mesin NUS, dipimpin oleh Associate Professor Duong Hai-Minh, menemukan cara untuk memanfaatkan daun nanas.

Prosesnya meliputi perobekan dan pencampuran serat daun, pencampuran dengan air dan bahan kimia tidak beracun, pematangan, pembekuan, dan pengeringan beku.

Hasilnya adalah eco-aerogel yang ringan dan dapat terurai secara hayati. Eco-aerogel ini sangat serbaguna dan dapat dikombinasikan dengan berbagai bahan kimia untuk fungsi yang berbeda-beda.

Baca Juga: Kronologi Penusukan Syekh Ali Jaber, Sang Ulama Sempat Berpikir Pelaku Pinjamkan Ponsel

Pengawet Makanan

Eco-aerogel ini, jika dimodifikasi dengan senyawa seperti bubuk karbon aktif, dapat membantu mengawetkan buah dan sayuran.

Aerogel juga mampu menyerap gas etilen, yang dikenal sebagai hormon pematangan buah, yang efektif memicu proses pematangan buah dan sayuran seperti pisang, mangga, pepaya, tomat, dan kentang.

Dari hasil eksperimen tim laboratorium menunjukkan bahwa eco-aerogel yang dimodifikasi dapat menyerap etilen enam kali lebih banyak daripada penyerap komersial, sehingga menunda proses pembusukan paling tidak 14 hari.

Baca Juga: Terpilih sebagai Perdana Menteri Jepang, Berikut Tantangan Pemerintahan Yoshihide Suga

“Hasil pertanian segar dalam jumlah besar dibuang karena fasilitas penyimpanan dan pemrosesan pasca panen yang tidak memadai, serta sistem transportasi yang tidak efisien atau terganggu,” kata Profesor Nhan Phan-Thien dari tim peneliti.

Eco-aerogel pun dapat digunakan kembali, sehingga meminimalkan limbah. Oleh karena itu, eco-aerogels merupakan solusi yang bagus untuk mengurangi pembusukan.

Pengolahan Air Limbah

Ketika dilapisi dengan bahan kimia yang disebut diethylenetriamine (DETA), eco-aerogel dapat menghilangkan ion nikel empat kali lebih banyak dalam air limbah industri daripada metode konvensional.

Baca Juga: Minta Usut Tuntas Kasus Penusukan Syekh Ali Jaber, Moeldoko: Ini Bukan Kriminalisasi Ulama

Menerapkan pelapis kimia yang berbeda pada eco-aerogel memungkinkannya untuk mengekstrak berbagai jenis logam berat dari air limbah.

Logam berat adalah polutan yang paling umum dan kuat dalam air limbah yang dapat berdampak buruk pada lingkungan dan kesehatan manusia.

Menurut Duong Hai-Minh proses pengolahan eco-aerogel sederhana, lebih murah dan tidak menghasilkan limbah sekunder.

Baca Juga: Viral Kue Pukis ala KFC, Berikut Resep Mudah untuk Dibuat di Rumah

Hemat Biaya

Pembuatan lembaran aerogel seluas satu meter persegi dengan tebal satu sentimeter membutuhkan biaya kurang dari S$10 (Rp. 109.205).

Ketika sudah mencapai pasar, selembar aerogel dengan ukuran seperti itu dapat dijual antara S$ 30 (Rp. 327.582) dan S$50 (Rp. 545.809).

Proses pembuatan eco-aerogel oleh tim NUS, yang saat ini memakan waktu sekira 12 jam, juga 18 kali lebih cepat daripada metode konvensional yang digunakan untuk memproduksi aerogel komersial.

Baca Juga: Bongkar Kebobrokan Pertamina, Ahok Dinilai Buka Aib Sendiri

Saat ini, tim beranggotakan sembilan orang itu telah mengajukan hak paten untuk produksi eco-aerogel yang terbuat dari serat daun nanas.

Mereka berencana untuk bekerja sama dengan mitra industri guna meningkatkan dan mengkomersilkan teknologi itu.

Tim Teknik Mesin dari NUS itu kini tengah mencari jalan yang efisien untuk memulihkan logam berat dari eco-aerogel setelah penyerapan selama pengolahan air limbah.

Baca Juga: Kasus Orangtua Bunuh Anak Kandung, KPAI Ingatkan Soal Hukuman Penjara

Mereka juga sedang melakukan penelitian untuk mengembangkan teknik yang menghasilkan eco-aerogel sebagai gulungan dengan panjang yang tidak terbatas.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Mothership


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x