Twitter dan Facebook Tangguhkan Beberapa Akun Terkait Pemilu AS

4 November 2020, 13:36 WIB
Twitter dan Facebook.* /Pixabay

PR TASIKMALAYA – Twitter dan Facebook menangguhkan beberapa akun karena diduga menyebarkan informasi yang salah mengenai informasi pemungutan suara dalam pemilihan AS.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters, Twitter dan Facebook menangguhkan beberapa akun berita pada Selasa, 3 November 2020.

Diduga sebagian besar condong ke kanan dan memposting informasi yang salah dan melanggar kebijakan mereka mengenai pemungutan suara dalam pemilu AS.

Baca Juga: PTDI Berupaya Memaksimalkan Adaptasi Kebiasaan Baru dengan Bagikan 1.000 Masker Gratis

Twitter mengatakan, akun tersebut telah ditangguhkan karena melanggar kebijakannya terhadap "koordinasi" dengan memposting konten yang identik dan berusaha tampil independen untuk menutupi perilaku otomatis terselubung lainnya.

Salah satu akun yang ditangguhkan, adalah SVNewsAlerts yang telah memiliki lebih dari 78.000 pengikut di Twitter, setelah menambahkan lebih dari 10.000 orang dalam seminggu terakhir.

Akun tersebut berulang kali memperingatkan tentang kerusuhan pemilu dan terus menyoroti masalah keamanan dan keandalan pemungutan suara.

Baca Juga: Malawi akan Buka Kedutaan Besar Israel di Yerusalem

Hal tersebut menunjuk ke klaim penipuan tentang Demokrat dan menarik perhatian pada demonstrasi dan pidato Presiden Republik Donald Trump.

Faktanya, jika ada gangguan besar yang dilaporkan di tempat pemungutan suara, maka kelompok kebebasan sipil dan penegak hukum akan berada dalam siaga tinggi untuk ikut campur tangan dengan pemilih.

Selain itu, akun lain yang juga ditangguhkan oleh Twitter adalah FJNewsReporter, Crisis_Intel dan Faytuks.

Baca Juga: Rayakan Hari Pahlawan, Jokowi akan Anugerahi Raden Said Soekanto sebagai Sosok Berjasa di Tanah Air

Facebook juga menangguhkan beberapa laman berbasis di AS yakni, SV News dan FJ News, dengan alasan perilaku tidak autentik. Halaman SV News sendiri memiliki lebih dari 20.000 pengikut.

Beberapa akun yang ditangguhkan tersebut dibaca oleh media di Rusia, yang dituduh ikut campur dalam pemilu 2016.

Baik SVNewsAlerts maupun Faytuks, keduanya memiliki sekitar 11.000 pengikut. Tweet mereka telah disoroti puluhan kali di Sputnik dan RT yang dikendalikan negara. 

Baca Juga: KPK Temukan Penyelewangan Bansos untuk Kepentingan Pilkada, Mendagri Beri Peringatan

FBI dan jaksa agung New York mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki serentetan panggilan otomatis dan misterius yang mendesak orang untuk tetap tinggal di rumah, yang juga dilaporkan di beberapa negara lainnya.

Twitter juga menambahkan label pengecekan fakta ke beberapa tweet dari akun @PhillyGOP, yang termasuk di antara mereka yang menggunakan tagar #StopTheSteal.

Menurut perusahaan intelijen media Zignal Labs, tagar #StopTheSteal melonjak menjadi lebih dari 2.000 orang menyebutnya dalam waktu 15 menit di pagi hari.

Baca Juga: Cukupi Kebutuhan Air Bersih di Kaltim, Pemerintah Berikan Bantuan Melalui Program Nasional Pamsimas

Alex Stamos, mantan chief technology officer Facebook dan sekarang menjadi direktur Stanford Internet Observatory, mengatakan kepada para wartawan bahwa ada upaya terkoordinasi untuk sengaja meledakkan beberapa masalah di luar proporsi.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler