Realisasikan Plot Film Inception, Peneliti MIT Tanamkan Topik ke Dalam Mimpi

28 September 2020, 18:55 WIB
Ilustrasi Mimpi. /Doknet./

PR TASIKMALAYA - Anda mungkin pernah mendengar film berjudul Inception, atau bahkan pernah menontonnya?

Inception adalah film bergenre fiksi ilmiah garapan sutradara Christopher Nolan yang dirilis pada tahun 2010 dan dibintangi sederet aktor besar Hollywood.

Dikutip dari Daily Star, para peneliti Fluid Interfaces dari Media Lab Massachusetts Institute of Technology (MIT) Amerika Serikat menemukan sebuah penelitian terbaru.

Baca Juga: Komoditas Ekonomis Unggulan, Ikan Gabus Harus Lebih Dibudidayakan

Mereka menemukan cara untuk memasukkan ide atau topik tertentu ke dalam mimpi seseorang yang dinamai dengan istilah Targeted Dream Incubation (TDI), mengingatkan kita pada plot film Inception.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa ketika orang yang sedang tidur memasuki keadaan bermimpi langka yang dikenal sebagai lucid dreaming, ia akan memperoleh kesadaran bahwa dirinya sedang bermimpi sehingga mampu mengendalikan apa yang terjadi di dalam pikirannya.

TDI memperoleh hasil yang sama dengan menargetkan orang-orang selama hipnagogia, sebuah keadaan semi-lucid dream yang terjadi saat seseorang tertidur.

Baca Juga: Ciptakan Ekosistem Transportasi, PT KAI Mudahkan Pelanggan Lewat Aplikasi Terintegrasi

Dalam keadaan demikian, para ilmuwan mengenalkan 'informasi yang ditargetkan' ke subjek penelitian, yang hasilnya telah diterbitkan dalam jurnal Consciousness and Cognition edisi bulan Agustus.

Penelitian ini melibatkan 25 peserta yang diminta untuk tidur siang. Sebelum tidur, mereka akan merekam petunjuk audio di dalam aplikasi seperti "ingatlah untuk memikirkan pohon" dan 'ingatlah untuk mengobservasi pikiran Anda'.

Salah seorang peneliti Adam Haar Horowitz mengatakan, subjek mengenakan pelacak tidur Dormio yang dipasangkan di tangan untuk memantau detak jantung.

Baca Juga: Memperingati Hari Kereta Api Nasional 28 September, inilah Sejarah yang Tertoreh di Dalamnya

Lalu, alat itu pun dapat mendeteksi ketika mereka memasuki hipnagogia, titik mana mereka paling terbuka untuk dipengaruhi oleh isyarat audio dari luar.

Pelacak kemudian akan berkoordinasi dengan aplikasi untuk membangunkan peserta dengan permintaan vokal yang telah direkam sebelumnya.

Ini diulangi beberapa kali, dan subjek harus merekam jurnal singkat sebagai entri ke dalam aplikasi setiap kali mereka dibangunkan.

Baca Juga: Menjelang Pemilu AS Mendatang, Trump Diketahui Sering Absen Membayar Pajak Penghasilan Federal

"Sederhananya, mereka memberi tahu kami apakah petunjuk itu muncul dalam mimpi mereka. Seringkali, mereka berubah.

"Misalnya perintah 'pohon' berubah menjadi mobil berbentuk pohon - tetapi penggabungan langsung seperti itu mudah diidentifikasi," kata Haar Horowitz kepada Live Science.

Para peneliti menemukan bahwa 67% peserta mengatakan mereka memimpikan pohon setelah diminta. Setiap kali mereka terbangun, mimpi mereka menjadi lebih aneh dan mendalam.

Baca Juga: Selasa, 28 September 2020: Gempa Bumi Guncang Dua Daerah di Indonesia

Lucid dreaming jarang terjadi, hanya setengah populasi di dunia yang pernah mengalaminya dalam hidup mereka.

Para peneliti MIT tampaknya telah menemukan cara yang berbeda untuk memungkinkan orang-orang membentuk plot mimpi mereka sendiri dengan mengganggu hipnagogia.

Tomás Vega, mantan peneliti mahasiswa pascasarjana di Grup Fluid Interfaces MIT, menguji pelacak Dormio pada dirinya sendiri.

Baca Juga: The Rock Nyatakan Dukungan untuk Joe Biden dan Kamala Harris di Pilpres AS

Ia menggunakan perintah audio untuk menanamkan sebuah ide di benaknya: lagu Oompa Loompas dari Willy Wonka and The Chocolate Factory, film yang diluncurkan tahun 1971.

"Saya mulai bermimpi berada di air terjun cokelat, dikelilingi oleh Oompa Loompas menyanyikan lagu 'Oompa Loompa, doopity doo'," kata Tomás.

Tetapi kemudian terjadi perubahan. Tomás memiliki sifat intoleran terhadap laktosa, sehingga air terjun cokelat dalam mimpinya itu tidak mengandung susu.

Baca Juga: Proses Syuting 'Avatar 2' Dinyatakan Selesai 100 Persen, Rilis Film Ditunda hingga Tahun 2022

“Itu adalah air terjun bebas laktosa. Jadi, apakah pengetahuan saya tentang intoleransi laktosa ada di dalam kesadaran saya atau di alam bawah sadar saya?

"Saya memasukkan isi mimpi ini, tetapi masih ada beberapa kendala, seperti saya tidak bisa bermimpi tentang coklat susu karena itu akan merugikan saya," jelas Tomás.

Dengan penelitian ini, para ilmuwan berharap jika mimpi yang ditargetkan dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal, mulai dari mempelajari suatu bahasa saat tidur hingga menyembuhkan gangguan stres pascatrauma.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Daily Star

Tags

Terkini

Terpopuler