PR TASIKMALAYA - Sistem pertanian presisi (precision agriculture) kini tengah menjadi spektrum analisis yang strategis.
Pertanian presisi adalah sebuah sistem pertanian yang memanfaatkan teknik dan teknologi yang akurat sebagai input untuk menekan perkara penghamburan sumber daya. Kemajuan teknologi di sektor pertanian ini tentu harus terus dikembangkan.
Peneliti Pusat Penelitian Teknologi Tepat Guna Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Agustami Sitorus menjelaskan mengenai implementasi konsep teknologi Internet of Things (IoT) dalam teknologi pertanian.
Baca Juga: Permodalan Jadi Kendala Pengembangan Bisnis, Kemenparekraf Dorong UMKM Masuk ke Pasar Modal
Hal itu disampaikannya pada saat menghadiri acara Stadium General yang diadakan oleh Prodi Teknik Biosistem Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Selasa, 8 September 2020.
“Secara umum, telemonitoring berarti proses mendapatkan data di suatu tempat dengan menggunakan sensor, dan data tersebut dikirim melalui jaringan nirkabel (wireless) yang dapat berupa bluetooth atau jaringan lainnya.
"Data dari lapangan kemudian dapat diakses dari manapun dan kapanpun menggunakan perangkat telekomunikasi,” terang Agustami.
Baca Juga: Satu Persatu Sektor Kena Dampak PSBB, Kebijakan Anies Dinilai Berimbas pada Traffict Penerbangan
Agustami menambahkan, adanya kekurangan dari telemonitoring ini, yaitu harus tersedianya cloud server.
“Selain itu kita juga harus mempertimbangkan kemananan data yang harus dilengkapi,” katanya.
Ia meyakini, di zaman pertanian presisi ini, kecermatan dalam pengaturan waktu tanam memerlukan data yang akurat dan cepat.
Baca Juga: Sekda Meninggal Akibat Covid-19, Begini Kondisi Anies Baswedan yang Kerap Terlihat Selalu Bersamanya
“Data ini yang akan diolah dan menghasilkan informasi untuk mengambil keputusan. Sehingga, penggunaan telemonitoring berbasis IoT ini menjadi sebuah kebutuhan.
“Saat ini, riset dituntut harus real-time, sehingga penambangan data harus dilakukan untuk memperoleh informasi yang valid.
Di era ‘tsunami data’ ini, memahami data akan menghasilkan keputusan yang lebih baik, terlebih jika data tersebut dapat diakses setiap waktu,” lanjut Agustami.
Baca Juga: 9 Rekannya Berhasil Maju ke Babak Final, 13 Kontestan yang Tereliminasi Beri Dukungan dan Semangat
Agustami juga menjelaskan soal perangkat yang berfungsi untuk menjalankan sistem telemonitoring pada umumnya terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak dengan sensor, box panel/terminal, jaringan internet, dan penyedia database.
Ia mengatakan, beberapa sampel aplikasi telemonitoring berbasis IoT dapat diaplikasikan di mesin pengering mekanis untuk beberapa hal seperti mengetahui kadar air tanpa perlu menghentikan proses pengeringan, mengetahui suhu, Rh, tekanan udara, dan lain-lain.
“Telemonitoring juga dapat diterapkan dalam efektivitas pengairan sawah melalui sistem irigasi telemonitoring untuk mengukur level air,” pungkasnya.***