Hasil Pertemuan dengan Erick Thohir, Inggris Gelontorkan Dana Rp3,7 Milliar untuk Sains di Indonesia

30 November 2020, 17:42 WIB
Menteri BUMN Erick Tohir. //instagram.com//erickthohir

PR TASIKMALAYA – Pemerintah Inggris melalui Global Challenges Research Fund (GCRF) yang dipimpin oleh The University of Nottingham kucurkan dana hibah sebesar 200 ribu poundstreling atau setara Rp3,7 miliar.

Hibah dana tersebut disalurkan pada UK Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS), hal tersebut disampaikan oleh Koordinator UKICIS Bagus Muljadi.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, Senin, 30 November 2020 dari Antara, menurut pihak Universitas Nottingham, dana hibah dari Pemerintah Inggris ialah hasil tindak lanjut dari pertemuan dengan Menteri BUMN Erick Thohir.

Baca Juga: Temukan Jasad Perempuan Dalam Koper di Mekkah, Kepolisian Arab Saudi Amankan Dua Orang WNI

"Hal yang kami lakukan adalah bentuk dari diplomasi sains dengan menggunakan riset sebagai alat untuk merekatkan kerja sama Inggris dan Indonesia," katanya menambahkan.

Universitas Nottingham ingin membantu membangkitkan industri kendaraan dan pesawat listrik Indonesia lewat riset kolaborasi UKICIS antara institusi riset terbaik di Inggris dengan Indonesia upaya membangun hubungan bilateral yang lebih erat antar kedua negara.

The University of Nottingham dan Global Challenge Research Fund setuju mendanai proyek akan dimulai awal tahun 2021.

Baca Juga: Tak Ubah Target Partisipasi Pemilih Pilkada Serentak 2020, KPU: Motivasi Bagi Jajaran Penyelenggara

“Saya sangat senang proyek kami mendapatkan penghargaan Global Challenges Research Fund (GCRF), " ujar Bagus Muljadi.

Bagus menambahkan bahwa proyek tersebut akan membantu meningkatkan kualitas udara, kesehatan dan kesejahteraan, mendorong kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi, serta meningkatkan ketahanan dan mobilitas masyarakat.

Proyek tersebut juga bisa membantu menambah nilai, dan mewujudkan potensi Indonesia sebagai mineral baterai terbesar di dunia.

GCRF juga menghibahkan dana bagi universitas di Inggris untuk menjalankan riset dengan negara berkembang.

Menurut Bagus, hibah tersebut akan memungkinkan pihaknya untuk mengatasi tantangan berkaitan dengan adopsi kendaraan listrik (EV) dan pesawat listrik di Indonesia.

 Baca Juga: Soal Kegiatan KPK sebelum OTT Edhy Prabowo, Novel Baswedan: Banyak Kendala dan Hambatan

“Hibah dari Pemerintah Inggris ini untuk membiayai proyek penelitian pertama dari UK Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS) bekerja sama dengan UGM dan Universitas Indonesia dimulai awal 2021, “ ujar Bagus Muljadi.

Dipilihnya tim UKICIS, membuktikan bahwa Indonesia menjadi prioritas dibanding negara lain yang menjadi fokus GCRF.

“Dana dari pemerintah Inggris ini diprioritaskan untuk membangun kapasitas industri batterai, kendaraan dan pesawat bertenaga listrik di Indonesia," kata Bagus Muljadi.

Dana tersebut dikompetisikan lagi di internal masing masing universitas - dan professor akan mengajukan proposal mereka.

Baca Juga: Pasca Erupsi Gunung Ili Lewotolok, Lebih dari 4.000 Warga Dievakuasi

Anggota tim terdiri dari Patrick Wheeler, Sean Rigby, dan Kulwant Pawar, dan Kevin Amess sedangkan Bagus Muljadi sebagai Principal Investigator dari Tim.

Selain itu diaspora lainnya Professor Benny Tjahjono juga mendapatkan dana dari GCRF sebesar 15,000 pound (sekitar Rp2,8 miliar) atas nama Universitas Coventry yang juga merupakan anggota UKICIS.***

 

Editor: Tita Salsabila

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler