PR TASIKMALAYA - Di sebuah perbukitan pantai Bottot, Desa Sitardas, Kecamatan Badiri, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, terdapat sebuah meriam yang menjadi saksi bisu sejarah panjang.
Meriam bekas perang itu masih beridir cukup kokoh meskipun kondisinya memprihatinkan dan kurang terawat.
Dimensi meriam ini mengesankan, dengan tinggi sekitar tujuh meter dan diameter sekitar 0,7 meter.
Yang membuatnya semakin menarik adalah kemampuannya untuk berputar 360 derajat, sehingga memungkinkan untuk diarahkan ke berbagai arah.
Material pembuatan meriam bekas jaman Belanda ini diprediksi menggunakan tembaga, kuningan, atau perunggu.
Dalam lambung meriam ini terdapat Lambang Kerajaan Inggris, menguatkan teori bahwa meriam ini adalah buatan pabrikan Inggris.
Meriam Bottot tidak berdiri sendirian di sana. Di sekitarnya terdapat tiga unit bunker, yang menjadi saksi bisu jaman perang atau penjajahan yang kelam.
Dua unit bunker berada di bukit yang sama dengan meriam, sementara satu lagi terletak di bukit sebelahnya.