Kurikulum prototipe tersebut ternyata sudah diujicobakan di lebih dari 2500 sekolah di seluruh Indonesia dalam Program Sekolah Penggerak.
Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Benarkah Ada Uang Kertas Rp200.000?
Meski begitu, kurikulum prototipe tersebut bersifat opsional yakni hanya diterapkan di satuan Pendidikan yang berminat menggunakannya.
Sama seperti Indonesia, Brasil juga diketahui menerapkan kurikulum yang serupa pada tahun 2022.
Perlu diketahui bahwa sebelumnya Amerika Serikat, Korea Selatan, China, dan Polandia sudah terlebih dahulu mengizinkan siswanya memilih mata pelajaran yang mereka minati.
Sehingga negara-negara tersebut tidak mengikat siswanya dalam sebuah jurusan tertentu.
Usulan Nadiem Makarim ini ditanggapi praktisi yang mengharapkan harus adanya riset dan evaluasi terlebih dahulu.
Direktur Eksekutif Center of Education Regulation and Development Analysis (CERDAS), Indra Charismiadji mengungkapkan rencana tersebut bukan hal yang sederhana dilakukan di Indonesia.
Baca Juga: Ini Cara Meminta Maaf kepada Zodiak Aries, Virgo, dan Scorpio Saat Anda Melakukan Kesalahan