Pemerintah Umumkan Vaksin Covid-19 Sudah Tersedia di Indonesia November 2020

12 Oktober 2020, 13:05 WIB
Vaksin virus Covid-19 alias virus Corona /DeskJabar/freepix/JComp/

PR TASIKMALAYA - Berdasarkan keterangan Pemerintah Indonesia, pasokan vaksin Covid-19 tersedia di Indonesia mulai November 2020.

Ketersediaan vaksin tersebut berkaitan dengan kapasitas produksi vaksin sejumlah produsen vaksin yang bekerjasama dengan Indonesia.

Tersedianya vaksin, merupakan hasil dari pertemuan delegasi Indonesia yang terdiri dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Duta Besar RI Djauhari Oratmangun, serta Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir.

Baca Juga: Peneliti di Inggris Uji Coba Vaksin TBC untuk Pasien Covid-19, Apakah Efektif?

Pertemuan tersebut dilangsungkan di Tiongkok, dan delegasi perwakilan Indonesia menemui produsen vaksin Covid-19 yakni Casino, G42/Sinopharm, serta Sinovac.

Berdasarkan keterangan tertulis yang dikeluarkan pemerintah Indonesia, jumlah ketersediaan vaksin belum dapat dipastikan, karena mengingat kemampuan kapasitas produksi dari produsen penyedia vaksin.

Namun, G42/Sinophram menyanggupi 15 juta dosis vaksin untuk tahun 2020, dan 5 juta dosis akan mulai didatangkan pada November mendatang.

Sinovac menyanggupi 3 juta dosis vaksin hingga akhir Desember 2020, dengan komitmen pengiriman 1,5 juta dosis vaksin, pada pekan pertama November, dan 1,5 juta dosis vaksin lagi pada pekan pertama Desember 2020, lalu ditambah 15 juta dosis vaksin dalam bentuk bulk.

Baca Juga: Waspada! Ukuran Lubang Ozon Membengkak ke Ukuran Terbesar dalam Beberapa Tahun Terakhir

Tahun 2021, Sinopharm mengusahakan 50 juta dosis, Casino 20 juta dosis, Sinovac 125 juta dosis.

“Pada tahap awal kami akan memberikan prioritas vaksin kepada mereka yang di garda terdepan, yaitu medis dan paramedic, pelayan publik, TNI/Polri, dan seluruh tenaga pendidik,” ujar Menkes Terawan.

Untuk garda terdepan dan tidak mampu secara ekonomi, vaksin akan dibayarkan oleh pemerintah.

“Mereka yang di garda depan dan peserta Penerima Bantuan Iuran aliran PBI dalam BPJS Kesehatan akan ditanggung biaya vaksinnya oleh pemerintah,” ujarnya.

Baca Juga: Usai Ada UU Ciptaker, PKS Prediksi Produk Pertanian Impor akan Semakin Gempur Tanah Air

Terawan beserta jajarannya telah menyiapkan program vaksin Covid-19, serta akan mengambil langkah tepat untuk dapat memastikan kesiapan fasilitas di Indonesia, bahkan akan segera melakukan simulasi di beberapa puskesmas.

Bahkan, sejak akhir September 2020, telah dilakukan pelatihan kepada tenaga kesehatan mengenai tata cara vaksinasi Covid-19.

Namun, agar akuntabilitas tetap terjaga maka vaksin yang dibayarkan oleh pemerintah maupun mandiri tetap melalui Bio Farma, sebagai BUMN yang ditunjuk sebagai pengadaan vaksin.

Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk transparansi dan akuntabilutas. Selain itu, dalam waktu dekat Bio Farma akan mengumumkan harga pembelian vaksin Covid-19 dari semua mitra yang melakukan kerjasama.

Baca Juga: Kelonggaran di Masa PSBB Transisi Jakarta: Mobil Diizinkan Bermuatan Penuh Asalkan Satu Domisili

Selain itu, pemerintah juga mengajak kepada para produsen vaksin tersebut untuk melakukan kerjasama transfer teknologi dengan Bio Farma, serta kerjasama riset termasuk klinis dengan lembaga penelitian medis di Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, wang Yi selaku Menteri Luar Negeri Tiongkok yang merupakan Anggota Dewan Negara Tiongkok mengusulkan dan memberikan lampu hijau agar perusahaan produsen vaksin tersebut dapat berkolaborasi dengan perusahaan di Indonesia.

Bahkan rencananya, Indonesia sebagai manufacturing untuk vaksin di Asia Tenggara.

“Tiongkok bersedia melakukan kerjasama dengan Indonesia dala penelitian, produksi, dan distribusi vaksin, serta mendukung pertukaran antar lembaga penelitian medis terkait untuk membantu memastikan akses vaksin yang terjangkau di seluruh kawasan dan di seluruh dunia,” ujar wang Yi.

Baca Juga: PSBB Transisi Kembali Diterapkan Mulai Hari ini, Pengusaha: Ekonomi Jakarta Mulai Bergairah

Luhut menambahkan, dirinya menyambut niat baik tersebut dan berharap lebih banyak kerjasama kedua negara, tidak hanya dibidang riset namun juga hingga pertukaran dokter dan tenaga kesehatan.

“Saya ingin lebih banyak kerjasama antar rumah sakit, pertukaran dokter, dan tenaga kesehatan, kolaborasi riset dan teknologi antar kedua negara,” ujarnya.

Tim inspeksi yang terdiri dari unsure BPOM, Kementerian Kesehatan, MUI, dan Bio Farma akan dijadwalkan mengunjungi Tiongkok tanggal 14 Oktober 2020, dengan tujuan untuk melihat kualitas fasilitas produksi dan kehalalan vaksin produksi Sinovac dan Cansino.

Honesti menambahkan, vaksin Sinovac dan Cansino telah dijamin kehalalannya oleh MUI-nya Abu Dhabi, jadi tidak usah khawatir dengan isi ketidak halalan vaksin.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler