Kamu Harus Tahu! Berikut Empat Tokoh Perempuan Sunda Pejuang Pendidikan di Indonesia

13 Maret 2021, 17:45 WIB
Empat Tokoh Perempuan Sunda Pejuang Dunia Pendidikan.*/ /insatgram.com/ @jabarquickresponse

PR TASIKMALAYA – Perempuan asli Jawa Barat memiliki pengaruh yang kuat untuk perkembangan pendidikan di Indonesia khususnya tanah Pasundan kala itu.

Sebagai generasi muda tentu wajib untuk mengetahui sejarah dan perjuangan para pendahulu saat mempertahankan Nusantara dari penjajah.

Salah satunya melalui pendidikan dan dari suku Sunda terdapat emat tokoh perempuan yang memiliki peran luar biasa terhadap perkembangan dunia pendidikan.

Baca Juga: Rizal Ramli Sindir Jokowi Disambut Tarian Petruk, Ferdinan Hutahean: Petruk Senang Berkelana Uji Kesaktian

Informasi ini disampaikan Jabar Quick Response dalam unggahan Instagram @jabarquickresponse pada Sabtu, 13 Maret 2021.

Berikut empat tokoh perempuan Sunda pejuang pendidikan di Indonesia seperti dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari akun Instagram @jabarquickresponse

Pertama, Nyi Raden Rachmatulhadiah Peoradiredja pada 1902-1976

Baca Juga: Singgung Haikal Hassan Buat Poling soal Laskar FPI, Muannas Alaidid: Provokator dan Pendusta

Dikenal dengan sebutan Emma Peoradiredja kelahiran Kota Bandung 9 Maret 1880, dan aktif dalam organisasi Jong Java yang menguatkan nilai kesenian dan pengetahuan umum.

Emma juga terlibat aktif dalam Kongres Pemuda Indonesia II di Batavia pada 1928

Selain itu Emma juga sebagai pendiri Pasundan Istri (PASI) organisasi untuk kaum perempuan yang memperjuangkan nasib dan kepentingan rakyat di Jawa Barat.

Baca Juga: Akhirnya Rilis Album Solo, Berikut Lirik Lagu On The Ground - Rose BLACKPINK

Kedua, Raden Siti Jenab pada 1890 -1951, sebagai tokoh gerakan perempuan yang secara giat mengenalkan sistem pendidikan bagi perempuan di Kota Cianjur.

Raden Siti Jenap lahi pada 1890 di Kota Cianjur, dan pernah bersekolah di Sekolah Raden Dewi Sartika,Bandung Jawa Barat

Siti Jenab mengenalkan pendidikan dengan mendatangi setiap rumah di desa –desa dan mengajarkan banyak bahasa Sunda, Melayu, Belanda.

Baca Juga: Simak! Berikut Mekanisme Lomba KAMU AKU Kemenparekfraf dan Raih Hadiah Ratusan Juta Rupiah

Selain itu juga berhitung, pendidikan budi pekerti, membatik, dan merenda.

Ketiga R.A Lasminingrat pada 1843 -1948 perempuan kelahiran Kota Garut ,Jawa Barat.

Mengenalkan pendidikan gaya barat dan kemudian diterjemahkan dalam budaya Sunda.

Pendiri Sakola Kautamaan Istri di area Ruang Gamelan, Pendopo Garut.

Baca Juga: Pemerintah Berencana Impor Beras 1 Juta Ton saat Panen Raya, Mardani Ali Sera: Khianati Usaha Petani

Serta telah menghasilkan karya tulisna Warnasari Jilid satu dan dua sebuah cerita pendek tentang tekad perempuan dalam memperjuangkan hak percintaan yang masa itu perjodohan semakin marak.

Keemoat, Raden Dewi Sartika pada 1884 -1947 kelahiran Cicalengka, Bandung pada 4 Desember 1884.

Pendiri Sekolah Istri di Kota Bandung pada 16 Januari 1904. Sedangkan pada 1913 inisiator Organisasi Kautamaan Istri di Tasikmalaya yang menaungi sekolah yang didirikan Dewi Sartika.

Baca Juga: Sudah Masuk Indonesia! Zubairi Djoerban Ungkap Fakta Varian Virus Covid-19 N439K yang Tak Mempan Antibodi

Pada 1929 berdirilah Sakola Raden Dewi penggantian nama dari Sakola Kautaaman Istri setelah mendapat pengembangan dari pemerintah Hindia Belanda dengan gedung baru yang besar serta fasilitas penunjang.

 

***

Editor: Tita Salsabila

Tags

Terkini

Terpopuler