PR TASIKMALAYA – Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Profesor Zubairi Djoerban menjelaskan terkait dengan virus Covid-19 varian N439K.
Penjelasan soal Covid-19 varian N439K tersebut Profesor Zubairi Djoerban sampaikan melalui cuitan di akun Twitter pribadinya @ProfesorZubairi seperti yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com pada Sabtu, 13 Maret 2021.
“Sebanyak 48 kasus mutasi N439K telah terdeteksi di Indonesia,” ungkap Profesor Zubairi Djoerban.
Baca Juga: Prabowo Berpeluang di Pilpres 2024, Pengamat Politik: Ridwan Kamil Lebih Cocok Sebagai Cawapres
Profesor Zubairi Djoerban kemudian mengawali penjelasannya dengan sejarah kemunculan virus Covid-19 varian N439K.
“Varian N439K diduga muncul dua kali secara terpisah. Pertama kali itu di Skotlandia, pada waktu awal pandemi. Lalu, kali kedua, dengan jangkauan lebih luas di Eropa, dan saat ini sudah sampai di Indonesia,” tutur Profesor Zubairi Djoerban.
Profesor Zubairi Djoerban menuturkan, awalnya N439K dianggap telah menghilang saat diberlakukannya lockdown di Skotlandia.
Baca Juga: 11 Kyai Banyuwangi Kompak Dukung AHY, Doakan Agar Sabar Menghadapi Cobaan
Namun, N439K justru muncul di Rumania, Swiss, Irlandia, Jerman, dan Inggris.