Presiden Sepakbola Jerman Menentang Pemboikotan Piala Dunia 2022 di Qatar

- 27 Maret 2021, 19:30 WIB
Presiden Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB), Fritz Keller menetang aksi pemboikotan Piala Dunia 2022 dan menjanjikan hak pekerja migran Qatar.*
Presiden Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB), Fritz Keller menetang aksi pemboikotan Piala Dunia 2022 dan menjanjikan hak pekerja migran Qatar.* /Twitter.com/@DFB

PR TASIKMALAYA - Para pemain Jerman berbaris dan menggunakan kaos yang bertuliskan "HUMAN RIGHTS" dalam kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Eropa antara Jerman vs Islandia.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters, Presiden Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB), Fritz Keller menentang pemboikotan Piala Dunia 2022, Jumat, 26 Maret 2021.

Tetapi, Fritz Keller akan mendukung timnas Jerman dalam menjanjikan dukungan untuk hak-hak pekerja migran di Qatar.

Baca Juga: Tanggapi Penjemputan HRS, Mahfud MD: Undangan di Petamburan dan Setelahnya Sudah Bukan Diskresi Pemerintah

Sebelumnya, Norwegia melakukan protes serupa pada hari Rabu, 24 Maret 2021 menjelang pertandingan mereka di Gibraltar ketika para pemain mengenakan kaus bertuliskan “Human rights, on and off the pitch”.

Setidaknya, ada 6.500 pekerja migran telah meninggal di Qatar sejak negara tersebut memenangkan hak untuk menggelar Piala Dunia 2022, 10 tahun lalu.

Klub papan atas Norwegia, Tromso, telah meminta federasi sepak bola negaranya untuk mempertimbangkan memboikot Piala Dunia setelah The Guardian menerbitkan laporannya, tetapi Keller menentang langkah tersebut.

Baca Juga: Moeldoko Orasi Soal Radikalisme, Christ Wamea: Jadi Kakak Pembina untuk BuzzerRp

"Qatar telah memulai beberapa reformasi, dan telah ada kemajuan yang terlihat. Meskipun ada berbagai cara yang berpotensi dibatalkan oleh boikot," katanya dalam sebuah wawancara di yang diterbitkan di situs resmi DFB.

Keller berharap, untuk mendorong perubahan konkret, dan menerapkannya sebelum memberikan hak tuan rumah Piala Dunia kepada negara seperti Qatar, di mana ada beberapa hal yang masih perlu diubah.

DFB menggemakan posisi Pemerintah Jerman, ketika seorang juru bicara mengatakan kepada wartawan, tim nasional adalah bagian yang baik dari Jerman, oleh karena itu, mereka berkomitmen pada nilai-nilai demokrasi liberal kita.

Baca Juga: Rocky Gerung Kritisi Presiden Jokowi: Orang Tidak Anggap Presiden Serius Ucapkan itu

Keller juga mengatakan, untuk mempertahankan nilai-nilai yang tertulis dalam undang-undang, dan membiarkan suara kita didengar setiap saat.

Jika seseorang tidak dapat mendukung pernyataan untuk hak asasi manusia, mereka sangat perlu menyesuaikan kembali moral mereka.

“Setiap pemain bermimpi bisa bermain untuk negaranya di Piala Dunia sejak usia muda. Tetapi pada saat yang sama, tentu saja mereka tahu bahwa anda tidak bermain dengan hak asasi manusia.

Baca Juga: Putrinya Positif Terpapar Covid-19, Anies Baswedan Curhat Tidak Bisa Masuk Rumah Sakit

"Mereka tidak dapat dinegosiasikan dan dapat diterapkan secara universal, di seluruh dunia. Inilah yang menjadi perhatian para pemain nasional,” tambah Keller.

Pada hari Kamis, 25 Maret 2021, perwakilan penyelenggara Piala Dunia Qatar mengatakan bahwa mereka selalu transparan tentang kesehatan dan keselamatan pekerja.

Sejak pembangunan Stadion dimulai pada 2014, ada tiga kematian terkait pekerjaan dan 35 kematian tidak terkait pekerjaan.

Baca Juga: Gadaikan Mobil Rental pada Teman-temannya, Mahasiswa di Tasikmalaya Dibekuk Polisi

Pihak komite telah menyelidiki setiap kasus, dan mempelajarinya untuk menghindari terulangnya kasus di masa mendatang.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x