Guguran Terus Terjadi, Berikut Penjelasan BPPTG tentang Kondisi Gunung Merapi

- 18 November 2020, 18:39 WIB
Ilustrasi aktivitas Gunung Merapi.
Ilustrasi aktivitas Gunung Merapi. /ANTARA/

Menurut catatan BPPTKG, sampai status Gunung Merapi berubah menjadi siaga level tiga, belum terdeteksi intensitas gempa vulkanik dalam (VA) masih di angka 0.

Hal itu menjadikan kondisi yang berbeda bila dibandingkan pada erupsi pertama tahun 2010. Waktu itu, gempa vulkanik dalam bisa mencapai tujuh kali.

“Dengan kondisi tersebut mengindikasikan jika tidak ada suplai magma baru dari dalam perut Merapi, sekaligus menjadi salah satu indikasi kemungkinan erupsi 2020 ini tidak akan seperti tahun 2010,” ujarnya.

“Pada aktivitas merapi tahun 2020, gempa vulkanik dalam terakhir yang muncul adalah pada tanggal 25 September 2020 lalu,” tambahnya.

Adapun, kantong magma sendiri disebut oleh Hanik berfungsi sebagai katup bagi magma yang naik ke permukaan.

Baca Juga: Anies Dipanggil Terkait Kasus Kerumunan Massa, Polda: Bukan Kriminalisasi Jangan Berlebihan

Artinya, jika terjadi tekanan melebihi ambang batas, maka magma akan keluar dengan bentuk erupsi eksplosif atau efusif yang berupa pembentukan kubah lava.

“Pola letusan Merapi sendiri tidak mengalami perubahan,” tandasnya.

Sekadar informasi, berdasarkan catatan dari BPPTKG per tanggal 16 November 2020 menyatakan jika, laju rata-rata deformasi Gunung Merapi sebesar 12 cm per harinya. Laju tersebut diukur menggunakan menggunakan electronic distance measurements (EDM) Babadan.

Diketahui sebagai upaya mitigasi bencana, pemerintah daerah dan pemerintah setempat telah menyiapkan berbagai perlengkapan dan tempat pengungsian yang menerapkan protokol kesehatan yang disesuaikan dengan kondisi pandemi saat ini. ***

Halaman:

Editor: Tita Salsabila

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x