Pulihkan Ekonomi Berbasis Padat Karya Lewat Mangrove, Petani Bisa Dapat Rp8,5 Juta

- 22 Oktober 2020, 19:55 WIB
ILUSTRASI hutan mangrove.*
ILUSTRASI hutan mangrove.* /PIXABAY/

PR TASIKMALAYA – Mangrove bermanfaat dan memiliki peranan penting untuk mecegah erosi di pantai.

Selain itu, mangrove dapat dijadikan sebagai bahan baku kerajinan. Bahkan dalam sebuah studi dikatakan, mangrove bisa dijadikan bahan baku dalam pembuatan pengawet makanan (bio formalin).

Di satu sisi, adanya pandemi Covid-19 mendorong pemerintah untuk segera memulihkan perekonomian lewat program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Baca Juga: Digelar Hari ini, Berikut Strategi Trump dan Biden dalam Debat Capres Terakhir

Demikian, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendukung program penanamna mangrove dalam rangka PEN yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS-HL) Cimanuk-Citanduy.

Manurut Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, selain pemulihan kesehatan di masa Adaptasi Kebiasaan baru (AKB), program padat karya penanaman mangrove ini juga sebagai upaya memulihkan ekonomi.

Pada acara Penanaman Mangrove Padat Karya dan Penyerahan Mobil Aspirasi Kampung Juara (MASKARA) di Desa Karanganyar, Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu pada 21 Oktober 2021, Wagub mengatakan, program padat karya bisa perbaiki perekonomian.

Baca Juga: Permudah Wisatawan, Manfaatkan Layanan Angkutan Wisata Gratis di Banyuwangi dari Kemenhub dan Damri

“Kami berharap penanaman mangrove lewat program padat karya ini dapat memperbaiki perekonomian masyarakat, khususnya di pesisir, yang selama ini turut terdampak pandemi Covid-19,” ucap Wagub Uu.

Penanaman mangrove tersebut dilakukan di wilayah kerja BPDAS-HL Cimanuk-Cintanduy seluas 500 ha.

Pola penanaman berupa penanaman secara merata sebanyak 6.600 batang per ha. Hingga akhir Desember 2020, ditargetkan tertanam 3,3 juta batang mangrove.

Baca Juga: Masih Jadi Polemik, Sektor Transportasi Penerbangan Justru Sambut Baik UU Cipta Kerja

Selain dalam rangka PEN, penanaman ini merupakan wujud dukungan gerakan tanam dan pelihara 50 juta pohon di Jabar.

Penanaman mangrove dilakukan oleh sembilan kelompok tani penanam mangrove terdiri dari 860 orang dengan upah Rp100 ribu per hari.

Apabila diestimasikan hingga target penanaman mangrove selesai, masing-masing orang akan mendapatkan sekira Rp8,5 juta.

Secara umum di Jabar, penanaman mangrove dilakukan di wilayah BPDAS-HL Citarum-Ciliwung seluas 136 ha dan BPDAS-HL Cimanuk-Citanduy seluas 500 ha.

Baca Juga: Genjot Pembangunan Insfrastruktur di Indonesia Timur, DPR Segera Revisi UU Jalan

Semnetara itu, Penjabat Sementara (Ps) Bupati Indramayu Bambang Tirtoyuliono mengatakan selain menjaga lingkungan, program padat karya penanaman mangrove menjadi harapan baru bagi masyarkat yang terdampak pandemi Covid-19.

“Kami apresiasi setinggi-tingginya atas upaya KLHK melalui BPDAS-HL Cimanuk-Citanduy yang menghadirkan sisi konservasi dan sisi ekonomi sekaligus, sehingga dapat menumbuhkan ekonomi bagi warga Kabupaten Indramayu,” katanya.

Untuk diketahui, Kabupaten Indramayu memiliki 12.118 ha yang diasosiasikan untuk menanam mangrove, dimana posisi eksisting (mangrove) yang ada di kawasan hutan atau kawasan lindung seluas 8.023 ha dan di luar kawasan itu seluas 4.095 ha.***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: Pemprov Jabar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x