Tolak Pendaratan Pesawat Pengawas AS, Indonesia Tak Ingin Memihak dalam Konfliknya dengan Tiongkok

- 20 Oktober 2020, 20:30 WIB
ILUSTRASI perseteruan Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok di Majelis Umum ke-75 PBB.*
ILUSTRASI perseteruan Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok di Majelis Umum ke-75 PBB.* /pixabay

PR TASIKMALAYA - Tahun ini Indonesia menolak permintaan Amerika Serikat untuk mengizinkan pesawat pengawas maritim P-8 Poseidon mendarat dan mengisi bahan bakar.

Para pejabat AS membuat beberapa pendekatan "tingkat tinggi" sejak Juli dan Agustus kepada menteri pertahanan dan luar negeri Indonesia sebelum Presiden Indonesia, Joko Widodo akhirnya menolak permintaan tersebut.

Proposisi, yang muncul ketika AS dan Tiongkok meningkatkan persaingan mereka untuk mendapatkan pengaruh di Asia Tenggara, mengejutkan pemerintah Indonesia, karena Indonesia memiliki kebijakan netralitas yang sudah lama ada.

Baca Juga: Dua Wilayah di Jabar Masih Zona Merah, Ridwan Kamil: Mari Disiplin Sambil Menunggu Vaksin

P-8 memainkan peran sentral dalam mengawasi aktivitas militer Tiongkok di Laut China Selatan, yang sebagian besar diklaim oleh Beijing sebagai wilayah kedaulatan.

Vietnam, Malaysia, Filipina, dan Brunei memiliki klaim tandingan atas perairan yang kaya sumber daya itu, yang dilalui perdagangan senilai 3 triliun dolar setiap tahun.

Diketahui Indonesia memiliki hubungan ekonomi dan investasi yang berkembang dengan Tiongkok. Oleh karena itu Indonesia tidak ingin memihak dalam konflik bahkan kini tengah khawatir dengan meningkatnya ketegangan antara kedua negara adidaya tersebut, dan oleh militerisasi Laut China Selatan.

Dalam keterangannya Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengatakan, pihaknya tidak ingin terjebak dalam persaingan tersebut.

“Indonesia ingin menunjukkan bahwa kami siap menjadi partner,” ujarnya dikutip Tasikmalaya.Pikiran-Rakyat.com dalam Reuters.

Halaman:

Editor: Tita Salsabila

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x