Prabowo Kunjungi AS, Guru Besar Hukum Internasional: Harus Dilihat Sebagai Strategi Hadapi Tiongkok

- 15 Oktober 2020, 19:15 WIB
Menhan Prabowo Subianto kunjungi Amerika Serikat.
Menhan Prabowo Subianto kunjungi Amerika Serikat. /ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/

PR TASIKMALAYA - Kunjungan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto atas undangan pemerintah Amerika Serikat (AS) menjadi sorotan media ternama AS, New York Times.

Dalam sorotannya, Prabowo yang telah diblacklist Amerika selama 20 tahun diduga melakukan kunjungan ke Amerika untuk urusan penyusunan strategi AS melawan Tiongkok.

Guru besar hukum internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana menilai undangan Menhan AS Mark Esper kepada Menhan Prabowo bisa dilihat sebagai strategi AS untuk menghadapi Tiongkok. Sebagaimana diketahui, kedua negara tersebut saat ini tengah bersitegang.

Baca Juga: Balitsa Lembang Belum Penuhi Kebutuhan Bibit Masyarkat, Komisi IV DPR: Buat Apa ada Litbang

"Undangan Menhan AS kepada Menhan Prabowo ke AS harus dilihat sebagai strategi AS menghadapi Tiongkok," ujarnya pada  Kamis, 15 oktober 2020, dikutip Tasikmalaya.Pikiran-Rakyat.com dalam RRI.

Menurut Buku Putih Departemen Pertahanan AS disebutkan bahwa Tiongkok berniat membangun pangkalan militer di Indonesia.

Hikmahanto mengatakan selama ini AS melihat Indonesia memiliki kedekatan ekonomi dengan Tiongkok. Oleh karena itu, lanjutnya, AS sangat mungkin untuk merasa khawatir.

"AS melihat hal ini karena kedekatan ekonomi Indonesia terhadap Tiongkok. Dikhawatirkan ketergantungan ekonomi Indonesia terhadap Tiongkok akan melemahkan prinsip kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas aktif," ujarnya.

Baca Juga: Pertolongan Pertama Atasi Sariawan pada Bayi dan Anak-anak, Bisa Gunakan Aloe Vera

Ia juga menyebut AS memperkirakan Indonesia bisa jatuh ke tangan Tiongkok. Hal ini karena ketergantungan ekonominya.

"Indonesia diprediksi oleh AS akan jatuh ke tangan Tiongkok dengan ketergantungan ekonominya dan mudah dikendalikan oleh Tiongkok. Padahal Indonesia adalah negara strategis dan memiliki peran yang sentral di kawasan Asia Pasifik, baik untuk AS maupun Tiongkok," ungkapnya.

"Oleh karenanya, Menhan AS mengundang Menhan Indonesia untuk memperkuat kerja sama pertahanan kedua negara. Tapi, di balik kerja sama itu, AS ingin agar Indonesia tidak jatuh dalam perangkap Tiongkok," lanjutnya.

Baca Juga: Naskah Final Omnibus Law 'Berubah', Wakil Baleg DPR: Yang Tak Sesuai Kesepakatan Panja Diperbaiki

Selain itu, Hikmahanto menjelaskan AS juga ingin memberi pesan kepada Tiongkok bahwa Indonesia berpihak kepada AS, terutama dalam ketegangan AS-Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan.

"Dalam konteks ini, Menhan Indonesia harus tetap berangkat ke AS untuk menghadiri undangan Menhan AS. Keberangkatannya untuk menegaskan bahwa Indonesia bersahabat dengan siapa pun (negara)," tuturnya.

Sebelumnya diketahui bahwa New York Times menyoroti undangan Menhan AS untuk Prabowo Menurut media tersebut, undangan ini memiliki arti masing-masing bagi Prabowo maupun bagi AS.

Baca Juga: Naskah Final Omnibus Law 'Berubah', Wakil Baleg DPR: Yang Tak Sesuai Kesepakatan Panja Diperbaiki

"Bagi Prabowo, yang akan berusia 69 tahun pada hari Sabtu, dalam perjalanannya, kunjungan tersebut adalah puncak dari pencarian selama bertahun-tahun untuk mendapatkan kehormatan. Bagi Washington, ini menyoroti pentingnya Indonesia, sekutu AS yang berpotensi penting melawan Tiongkok, dan selanjutnya menandakan degradasi hak asasi manusia ke masalah diplomatik kecil," tulis media tersebut. ***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x