ITB Prediksi Gempa Bumi Bermagnitudo 9,1 di Selatan Jawa, BMKG Adakan Pelatihan Evakuasi Tsunami

- 25 September 2020, 20:15 WIB
Ilustrasi Tsunami besar yang berpotensi terjadi di Pantai Selatan Jabar dan Jatim, setinggi 20 meter.*
Ilustrasi Tsunami besar yang berpotensi terjadi di Pantai Selatan Jabar dan Jatim, setinggi 20 meter.* /pexels/GEORGE DESIPRIS

PR TASIKMALAYA – Untuk menguji kesiapan sistem diseminasi dalam menghadapi ancaman gempa bumi yang berpotensi gelombang pasang di selatan Pulau Jawa, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berencana mengadakan pelatihan evakuasi tsunami.

“Jadi dalam waktu dekat ini akan ada kegiatan Indian Ocean Wave Exercise 20 (IOWave20). Itu simulasi,” ujar Rahmat Triyono selaku Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami (BMKG) Jumat, 25 September 2020.

Rahmat Triyono mengatakan, kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang rutin diadakan setiap dua tahun sekali.

Baca Juga: Kemendikbud Resmi Bagi-Bagi Kuota Gratis untuk Pelajar, Nadiem: Kalau Belum Terima, Segera Lapor

Rencana kegiatan tersebut telah disiapkan sejak tahun 2019. Kegiatan tersebut dilakukan untuk menguji kesiapan sistem diseminasi BMKG dalam menghadapi ancaman gempa bumi yang berpotensi tsunami.

“Jadi kalau ini tidak ada kaitannya dengan riset (ITB,red). Sebenarnya kita sudah menyiapkan jauh hari sejak 2019. Kita sudah menyiapkan bahwa nanti di selatan Jawa akan ada skenario gempa yang magnitudonya 9,1. Itu sudah kita siapkan jauh hari,” ujarnya.

Pendapat tersebut dinyatakan Rahmat untuk menanggapi hasil riset dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang menyebutkan bahwa akan ada kemungkinan potensi gempa dengan magnitudo 9,1.

Potensi gempa tersebut berpotensi tsunami hingga 20 meter di pantai selatan Jawa Barat dan 12 meter di selatan Jawa Timur.

Baca Juga: Update Kasus Covid-19 Jumat, 25 September 2020: Mencapai Angka 4.823, Tertinggi Sejak Maret

Rahmat menegaskan, rencana kegiatan tersebut akan diselenggarakan BMKG dan telah dipersiapkan sejak tahun 2019.

Bahkan persiapan yang telah dilakukan sejak tahun 2019 tidak ada kaitannya dengan riset ITB.

“Itu agenda dua tahunan. Kita sudah siapkan jauh hari, dan kebetulan skenarionya sama (dengan skenario hasil riset ITB. red), karena mereka juga menggunakan data BMKG. Tapi bukan karena ada viral, itu terus kita membuat latihan, itu tidak,” ujarnya, dikutip dari situs ANTARA. 

Sebelumnya BMKG telah membuat skenario yang memprediksi adanya potensi gempa bumi dengan magnitudo 9,1 di kedalaman 10 kilometer di selatan Pulau Jawa.

Baca Juga: Pencopotan Jabatan Gatot Diduga Berkaitan dengan Luhut: yang Satu Dekat Jokowi yang Satu Ga Untung

Skenario tersebut dibuat BMKG dengan tujuan untuk menguji kesiapan diseminasi, bukan untuk meresahkan masyarakat.

“Bahwa itu terjadi atau tidak, enggak pernah tahu, tapi kesiapsiagaan itu penting, dan untuk kita adalah menguji sistem yang ada di BMKG, khususnya diseminasi,” jelasnya.

Dalam kegiatan tersebut, BMKG akan menyimpulkan langkah-langkah evakuasi bila terjadi gempa yang berpotensi tsunami, sehingga dapat dipahami oleh pemerintah setempat di masing-masing daerah yang berpotensi terkena dampak tsunami.

“Jadi yang jelas diseminasinya seolah-olah ada gempa, baru kita proses, kemudian kita diseminasikan, apakah diseminasinya itu lancar. Dan yang paling penting adalah informasi itu dipahami oleh stakeholder pemangku kebencanaan di daerahnya,” ujarnya.

Baca Juga: 1,7 Juta Data Penerima BLT Dinyatakan Tidak Berhak Dapat Bantuan, Humas BPJS Angkat Suara

Informasi peringatan dini kebencanaan yang dapat dipahami oleh pemda penting adanya. Karena hal tersebut berpengaruh kepada kebijakan tepat yang akan diambil.

“Itu yang kita uji. Jadi jangan sampai kita memberikan informasi atau peringatan dini, tetapi pemdanya enggak paham terhadap info kita, sehingga mengambil langkah-langkah yang keliru,” jelasnya.

Dalam pelatihan evakuasi tersebut, BMKG akan memberikan peringatan dini. Peringatan dini bahwa akan adanya kemungkinan terjadi gempa yang berpotensi tsunami, dengan besaran magnitude dan waktu kejadian akan disebutkan secara rinci di daerah-daerah yang terancam terkena dampak.

Baca Juga: Febri Diansyah Mengundurkan Diri, Novel Baswedan Beri Tanggapan hingga Muncul Tagar #MasFebri

“Bahwa gempanya terjadi jam sekian, magnitudonya sekian di daerah-daerah yang terancam. Misalnya kabupaten kota yang terdampak disebutkan, misalnya level awa, siaga, atau waspada dan jam waktu tiba tsunami juga disebutkan di situ. Sehingga BPBD paham terhadap informasi itu. jangan sampai begitu kirim infonya, ternyata nggak paham. Jadi itu yang kita simulasikan,” papar Rahmat Triyono.***

 

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x