Baca Juga: KSP Moeldoko: Petani Indonesia Bisa Kaya, Sejahtera
Menurutnya, hal itu terasa aneh dan ada sesuatu yang memainkan yang menurutnya ada kepentingan elektabilitas atau hal lainya.
"Ini kan aneh, pasti ada sesuatu yang memainkan untuk apa, bisa saja untuk kepentingan elektabilitas, dan seterusnya," ucapnya.
Meskipun demikian, ia mengakui jika dirinya pernah berkunjung ke Ponpes Al Zaytun dan melakukan komunikasi dengan pengurusnya. Kala itu, ia tengah menjabat Panglima Daerah Militer (Pangdam) III/Siliwangi.
Dijelaskan olehnya, ia berkunjung ke Ponpes Al Zaytun itu untuk memastikan bahwa daerah itu terbangun konsidi yang baik, karena kala itu, terdengar isu NII (Negara Islam Indonesia) di kawadan tersebut.
Baca Juga: Kemenag: Sekitar 5000 Santri Al Zaytun akan Diselamatkan
Diakui olehnya, untuk menembus kawadan tersebut cukup sulit. Ia memerintahkan jajarannya, komandan resor militer (Danrem) untuk mengecek secara langsung kondisi di Ponpes Al Zaytun.
“Saya sampaikan kepada Danrem kalau kamu tidak bisa membuka pintu Al Zaytun kamu saya pecat. Akhirnya, bisa berkomunikasi ke dalam. Akhirnya bisa masuk ke dalam. Misi saya, bagaimana persoalan kebangsaan bisa menjadi konsumsi di situ, tidak ada yang lain,” ungkapnya.***