PR TASIKMALAYA – Tiga puluh tiga anak tewas terinjak-injak usai pertandingan sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, Sabtu malam, kata Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).
"Tiga puluh tiga anak meninggal: 8 perempuan dan 25 laki-laki, berusia 4 hingga 17 tahun (tewas dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan)," kata Deputi Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA, Nahar, dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara.
Angka itu merupakan bagian dari total 125 korban tewas di Stadion Kanjuruhan, yang datanya dirilis oleh Polri, katanya.
Sementara itu, jumlah anak yang dirawat di rumah sakit setempat pasca kejadian di Stadion Kanjuruhan masih dikonfirmasi.
"Kami masih (menunggu) data lengkapnya," katanya.
Pemerintahannya, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Provinsi dan Pemkab Malang masih berkoordinasi untuk mengumpulkan data khusus anak-anak yang menjadi korban penyerbuan dan kekacauan yang diakibatkannya.
Hal tersebut akan menjadi bahan bagi para pemangku kepentingan untuk melakukan intervensi pelayanan.
Kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, terjadi menyusul pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya yang berakhir dengan skor akhir 2-3, pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022.
Baca Juga: Tes IQ: Jangan Ngaku Observatif sebelum Bisa Temukan Perbedaan dari 2 Gambar Pohon Natal!