Berdasarkan data, kuota subsidi Pertalite kini hanya tersisa enam juta kiloloter dari 23 juta kiloliter subsidi yang disepakati sampai akhir 2022.
Karena itu, pemerintah memperkirakan Pertalite subsidi akan habis pada bulan Oktober 2022.
Menanggapi rencana kenaikan BBM bersubsidi, Presiden Joko Widodo telah mengarahkan kepada Menteri agar perubahan harga Pertalite ditentukan dengan hati-hati sesuai dengan kalkulasi yang matang.
Presiden merasa kalau tidak hati-hati menentukan atau mengkalkulasi kenaikan harga BBM, bisa berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat dan menghambat pertumbuhan ekonomi nasional.
Dikutip dari sumber yang sama, Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR), Fabby Tumiwa mendukung penuh rencana pemerintah soal kenaikan harga BBM jenis Pertalite.
Dia berpendapat kalau harga jual Pertalite di bawah harga keekonomian, apabila ada penambahan subsidi makan meningkatkan beban negara.
“Kalau harga tidak naik sesuai keekonomian, maka Pemerintah harus menambah subsidi. Sedangkan subsidi terbentur kapasitas fiskal yang terbatas, semakin besar subsidi, beban anggaran juga meningkat,” ujar Fabby pada Rabu.***