Viral Kabar Gempa Megathrust Magnitudo 8,7 akan Terjadi di Cilacap, Ini Kata Kepala BMKG

- 30 Juli 2022, 13:25 WIB
Ilustrasi - Kepala BMKG tanggapi kabar viral tentang gempa bumi megathrust bermagnitudo 8,7 yang akan terjadi di Cilacap.
Ilustrasi - Kepala BMKG tanggapi kabar viral tentang gempa bumi megathrust bermagnitudo 8,7 yang akan terjadi di Cilacap. //PIXABAY/Tumisu

PR TASIKMALAYA - Baru-baru ini, viral kabar kemungkinan terjadinya gempa megathrust bermagnitudo (M) 8,7 di Cilacap.

Gempa megathrust tersebut diperkirakan akan terjadi di pantai selatan Jawa Tengah, terutama di Cilacap, dan berpotensi memicu tsunami.

Kabar tentang gempa megathrust di Cilacap ini sempat memicu kehebohan warganet di TikTok pada Jumat kemarin, sebagaimana yang telah diberitakan Pikiran-Rakyat.com.

Video TikTok yang membahas tentang kemungkinan gempa megathrust di Cilacap itu diunggah pada hari Jumat, 29 Juli 2022, oleh akun @clarissachristiyan.

Baca Juga: Liverpool vs Man City di Community Shield pada 30 Juli 2022: Prediksi Hingga Susunan Pemain

Sampai dengan artikel ini ditulis, video tersebut telah ditonton sekira 6,1 juta kali dengan 17,6 ribu komentar dan 477,5 ribu suka.

Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, telah memberikan tanggapan terkait kabar ini.

Komentar tersebut diungkapkan Kepala BMKG pada hari Rabu, 27 Juli 2022, setelah membuka kegiatan Sekolah Lapang Gempabumi Kabupaten Cilacap Tahun 2022 di Cilacap.

Dwikorita Karnawati menegaskan bahwa kemungkinan gempa megathrust di pantai selatan Jawa Tengah ini bukanlah prediksi ataupun ramalan.

Baca Juga: Thor: Love and Thunder Diduga Bocorkan Karakter Jahat untuk Moon Knight Season 2, Siapa?

"Kita ini di wilayah Indonesia yang rawan gempa bumi, termasuk juga di Kabupaten Cilacap," terangnya.

Dia menjelaskan bahwa Cilacap terletak di pantai selatan Jawa Tengah dan berhadapan langsung dengan zona tumbukan lempeng Samudra Hindia dan lempeng Eurasia.

Dwikorita Karnawati menuturkan bahwa tumbukan lempeng itu adalah zona gempa megathrust, dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara.

Bencana besar bisa terjadi jika gempa di pusat tumbukan mencapai kekuatan magnitudo 8,7.

Baca Juga: 'Seoul Vibe' Rilis Trailer, Tampilkan Yoo Ah In dan Para Pemain Bintangi Lain

"Ini bukan prediksi, bukan ramalan, belum tentu terjadi," ujarnya.

"Itu bukan hanya analisis pakar gempa bumi dan tsunami dengan memperhitungkan kemungkinan terburuk," tambahnya.

Dwikorita Karnawati menyebut bahwa kemungkinan terburuk inilah yang dijadikan rujukan dasar untuk menjalankan mitigasi.

Mitigasi merupakan usaha untuk mengendalikan atau memperkecil risiko sehingga jika sewaktu-waktu gempa atau tsunami terjadi, masyarakat telah siap.

Baca Juga: Tes Psikologi: Apakah Pikiran Anda Cukup Rasional dalam Menyelesaikan Masalah? Buktikan Lewat Gambar Ini

Masyarakat diharuskan untuk siap baik dari segi sarana-prasarana, jalur evakuasi, tersedianya tempat-tempat yang aman, serta keterampilan menyelamatkan diri.

Karenanya, dengan kesiapan seperti ini, diharapkan bisa menghindari adanya korban jiwa jika skenario terburuk gempa megathrust sampai terjadi.

Kepala BMKG mengungkapkan bahwa untuk hal inilah Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami diadakan.

"Gempanya tidak bisa dicegah, tsunami tidak bisa dicegah, tetapi korban jiwanya yang dicegah," katanya.

Baca Juga: Tes Psikologi: Tak Disangka! Ternyata Cara Anda Duduk Memiliki Arti yang Mengungkap Kepribadian

"Kalau sewaktu-waktu terjadi, Insyaallah masyarakat semestinya sudah siap dan tidak terjadi korban jiwa," tambahnya.

Sementara itu, Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji menjelaskan bahwa gempa dan tsunami tidak dapat diprediksi.

Sehingga mau tidak mau, suka ataupun tidak suka, semua masyarakat harus siap. Tetapi kesiapan tersebut haruslah matang dan didasarkan pada wawasan dari Sekolah Lapang Gempa Bumi.***

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: Pikiran Rakyat ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x