Network
PR TASIKMALAYA - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Charles Honoris menyampaikan kritik mengenai penangan infeski Covid-19 varian Omicron di Indonesia.
Menurut Charles Honoris dalam menghadapi infeksi Covid-19 varian Omicron fokus Pemerintah Indonesia saat bukan lagi mengenai tentang angka penularan.
Tapi juga sistem layanan kesehatan pada fasilitas kesehatan (Faskes) yang saat ini dimilki Indonesia.
Hal yang harus diperhatikan dalam penanganan infeksi Covid-19 varian Omicron seperti ketersediaan tempat tidur, alat kesehatan, serta obat-obatan.
Baca Juga: Kemenkes Ungkap Kemungkinan Orang yang Bisa Terkena Varian Omicron
Selain itu Charles Honoris juga menyebutkan bahwa jumlah tenaga medis yang dimiliki Pemerintah juga harus memadai.
Hal ini bertujuan agar pasien infeksi Covid-19 yang memiliki komobid jika kondisinya memburuk dapat ditangani dengan baik.
"Seperti sudah terjadi di banyak negara, jumlah kasus Covod-19 varian omicron di Indonesia terus meningkat setiap harinya," ujar Charles Honoris, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman ANTARA.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Ketahui Bagaimana Pandangan Orang Lain Kepadamu dengan Memilih Objek Pemandangan
Charles Honoris mengungkapkan bahwa varian Omicron ini memang memiliki tingkat penularan yang sangat tinggi.
Sehingga jumlah kasus infeksi Covid-19 varian omicron yang melonjak tinggi ini bisa saja sulit terbendung.
Oleh sebab itu dia meminta pemerintah untuk meningkatkan fokus pada fasilitas kesehatan, tidak hanya pada angka penularan.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Kupu-kupu Mana yang Menarik? Ketahui Lebih Banyak Tentang Karaktermu
Charles Honoris juga meminta untuk masyarakat agar tidak panik dalam menghadapi lonjakan varian omicron.
Seperti yang telah terjadi di banyak negara angka kematian karena varian Omicron ini relatif minim, sehingga tidak terlalu berbahaya.
Gejala yang diderita oleh pasien infeksi varian Omicron juga tidak terlalu berat, terutama bagi yang sudah vaksin.
Meski begitu Charles Honoris tetap memperingati masyarakat untuk selalu mematuhi protokol kesehatan.***
