Lakukan Aksi Kemanusiaan untuk WNI dari Hubei, Jokowi Berikan Apresiasi pada Pihak Pemerintahan dan Masyarakat

- 4 Februari 2020, 08:51 WIB
PRESIDEN Joko Widodo.*
PRESIDEN Joko Widodo.* /instagram.com/@jokowi/

 

PIKIRAN RAKYAT - Indonesia telah berhasil melakukan evakuasi terhadap 243 orang warga negaranya yang berada di Tiongkok, tepatnya Provinsi Hubei.

Hingga saat ini proses evakuasi tersebut telah mencapai tahap akhir, yakni transit observation di Natuna selama 14 hari, kebijakan observasi ini diambil oleh Pemerintah Indonesia guna menjaga kemananan dan meredam kekhawatiran masyarakat Indonesia akan penyebaran virus tersebut.

Selain itu, transit observation ini termasuk kedalam protokol kesehatan yang telah ditetapkan WHO setelah dikeluarkanya status darurat kesehatan dunia di Jenewa, Swiss pada konferensi bersama tenaga para medis dunia.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Selasa 4 Februari 2020: Virgo Lebih Baik Sendirian dan Taurus Berhentilah untuk Percaya pada Cinta

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari akun Instagram milik Presiden Indonesia JokO Widodo, dirinya mengapresiasi kerja keras semua yang terlibat dalam proses evakuasi tersebut.

“Saya mengapresiasi kerja keras semua yang telah terlibat dalam proses evakuasi WNI dari daerah yang sedang dilanda wabah virus corona ini. Terutama untuk kerja sama tim Kementerian Luar Negeri, TNI dan POLRI, Kementerian Kesehatan, juga BNPB di bawah koordinasi Menko PMK,” tulisnya di akun @jokowi. 

Kerja keras semua elemen pemerintahan yang turut andil dalam proses evakuasi ini memang patut untuk diapresiasi.

Pasalnya dukungan yang mereka berikan sangat rinci dan mendetail. Hal ini dilakukan bukan hanya pemenuhan tanggungjawab mereka, namun juga sebagai sebuah misi kemanusiaan yang tertanam didalamnya. 

Sebelumnya Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di akun Twitternya @Menlu_RI, diketahui Retno berkomunikasi dengan beberapa orang di Tiongkok pada 31 Januari 2020 untuk persiapan evakuasi yang merupakan langkah yang diambil jokowi dalam rangka respon cepat terhadap status darurat dari WHO.

Baca Juga: Wujud Lestarikan Cagar Alam Garut, Mahasiswa KKN Unsil Mengadakan Sancang Education Tour

“Saya berkomunikasi per telepon dengan sejumlah mahasiswa Indonesia yang saat ini berada di asrama Central China Nirmal University (CCNU) Wuhan untuk persiapan evakuasi (31/1),” tulis nya berikut foto Retno yang sedang.

Retno juga memimpin upacara pelepasan tersebut serta memberikan beberapa arahan dan doa kepada 49 Tim evakuasi yang diberangkatkan itu.

Begitupun dengan peran serta Kementerian Kesehatan RI dibawah kendali Terawan Agus Putranto yang telah bekerja keras menangani prosedural kesehatan untuk WNI yang dievakuasi.

Hal ijtu membuatnya harus selalu terhubung dengan WHO guna penyesuaian pemeriksaan kesehatan kepada 245 WNI yang saat itu akan dipulangkan tersebut.

Bahkan Terawan mengatakan di Gedung DPR RI Jakarta pada Senin 3 Februari 2020, bahwa dirinya akan berkantor di Natuna sampai proses evakuasi yang direncanakan akan dilakukan selama 14 hari.

 Baca Juga: Antisipasi Virus Corona, PHRI Tasikmalaya Haramkan Tamu Terinfeksi Masuk dan Menginap di Hotel

“Sampai mereka kembali, karena saya bertanggungjawab sebagai Menteri Kesehatan,” ujar Terawan.

TNI dan POLRI pun ikut andil dalam mengambil peranan yang sangat besar, seperti mengirimkan 370 personelnya dalam rangka membantu di Natuna selama proses evakuasi berlangsung.

POLRI juga memberikan fasilitas berupa bantuan medis seperti tim dokter dari kepolisian.

Berbeda halnya dengan POLRI, TNI telah ikut serta proses evakuasi ini dari mulai upacara pelepasan dan pengadaan wilayah juga sarana dan prasarana  penunjang proses evakuasi tersebut.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari akun Instagram @KemenkesRI, TNI mendukung saran dan prasarana serta pemilihan wilayah observasi.

“TNI mendukung penuh proses evakuasi dan protokol kesehatan dengan menyediakan sarana dan prasarana. Dukungan sarana berupa tempat observasi di wilayah Natuna. Dipilihnya Natuna karena memenuhi syarat protokol kesehatan,” tulis akun Twitter @KemenkesRI.

Baca Juga: Antisipasi Virus Corona, PHRI Tasikmalaya Haramkan Tamu Terinfeksi Masuk dan Menginap di Hotel

Tidak cukup sampai disini, sebelum kedatangan para WNI bahkan TNI telah menyiapkan tenda observasi yang dikemas senyaman mungkin untuk proses evakuasi tersebut.

Natuna menjadi tempat yang dipilih Pemerintah Indonesia sebagai lokasi transit untuk mengobservasi WNI yang dievakuasi dari Wuhan.

Dalam pemilihan lokasi tersebut, telah dilakukan pertimbangan jarak dan waktu sebelumnya. 

Panglima TNI Hadi Tjahjanto mengatakan bahwa Natuna memiliki rumah sakit yang dikelola 3 angkatan. Selain itu jarak dermaga dan landasan pacu juga dekat. Sehingga memudahkan dalam proses transit observasi.

Di Natuna, Pemerintah Indonesia telah menyediakan tempat tinggal yang memadai. Ada fasilitas kesehatan beserta tenaga kesehatan, sarana dan prasarana pendukung, serta logistik. Apa yang dilakukan terhadap WNI di sana diketahui merupakan tindak observasi, bukan pembatasan.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya Selasa 4 Februari 2020: Indihiang Cerah Berawan, Cigalontang Hujan Menjelang Malam  

Seperti yang dikutip Pikiran-Rakyat.com dari situs resmi Kementeriaan Kesehatan Republik Indonesia bahwa keputusan pengambilan tempat observasi ini sudah dipertimbangkan matang-matang.

''Tempat observasi telah didesain sedemikian rupa, hanggar dibuat secara berlapis dengan siklus udara yang baik,'' ucap Dirjen Anung.

Jokowi sangat mengapresiasi kerja keras Pemerintahan Indonesia hingga kini serta dukungan dari masyarakat Natuna.

“Saya juga berterima kasih kepada masyarakat Natuna yang sudah memberikan lampu hijau, mengingat mereka ini adalah saudara-saudara kita sendiri,” tulis Jokowi.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Instagram @bpptkg


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x