Network
PR TASIKMALAYA – Suku Tiga merujuk pada masyarakat yang tinggal di wilayah Desa Muara Dua, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu.
Terletak di wilayah pegunungan yang jauh dari akses masyarakat pada umumnya, masyarakat
Suku Tiga ternyata menyimpan berbagai cerita.
Salah satu cerita yang diselipkan oleh masyarakat Suku Tiga dapat dilihat melalui tariannya.
Baca Juga: Dibintangi Aktor dan Aktris Papan Atas, 5 Drakor Ini Justru Dapat Rating di Bawah 10 Persen
Tarian tersebut bernama tarian Pangkalan Umba.
Tarian Pangkalan Umba ini biasa ditampilkan oleh gadis-gadis desa Muara Dua.
Penampilan tarian ini diiringi dengan berbagai atribut, mulai dari ikat kepala hingga bakul.
Para penari pun tampak menggunakan kain dan kostum bermotif bunga.
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Sesalkan Satu Pertengkaran Ini dalam 73 Tahun Pernikahannya dengan Pangeran Philip
Jumlah penari tarian Pangkalan Umba ini pun diketahui berjumlah lima orang.
Menurut keterangan Rini, salah satu warga Suku Tiga, tarian Pangkalan Umba bercerita tentang harapan para gadis.
“Tarian Pangkalan Umba bercerita tentang gadis-gadis dusun,” ujarnya.
Rini juga berkisah bahwa tarian tersebut menggambarkan berbagai aktivitas para gadis di dalam kesehariannya.
Baca Juga: Jokowi Naik Traktor saat Kunjungan ke Sulawesi Selatan: Cukup Mudah
“Tentang kehidupannya sehari-hari. Misal pergi ke kebun,” katanya.
Aktivitas lain yang biasa dilakukan oleh gadis di Desa Muara Dua adalah mandi sungai bersama.
“Atau kegiatan gadis di sore hari, seperti mandi di sungai bersama-sama,” katanya.
Desa Muara Dua yang terletak di wilayah pegunungan memang dekat dengan aliran sungai.
Baca Juga: 5 Makanan dan Minuman Berikut Dapat Menurunkan Kekebalan Tubuh, Jangan Sampai Salah Pilih!
Masyarakat setempat pun terbiasa mandi, serta melakukan berbagai aktivitas, seperti mencuci di sungai.***
