Perlu diketahui kalau belanja negara meliputi kebutuhan pemerintah pusat Rp1.416,2 triliun dengan adanya penambahan 5,4 persen dari year-on-year (yoy).
Selain itu, transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) sebesar Rp642,5 triliun dimana ini terkontraksi sebesar 7,9 persen.
Baca Juga: Begini Kronologi Kasus Mafia Tanah Ibunda Nirina Zubir hingga Disebut Merugi Rp17 Miliar
Berdasarkan data kebutuhan belanja pemerintah pusat tersebut sudah mencapai 72,5 persen dan TKDD yang sudah mencapai 80,8 persen.
Sri Mulyani mengungkapkan kenaikan tersebut dari tahun sebelumnya karena masih ada belanja kesehatan yang nilainya tinggi.
“Ada belanja kesehatan masih sangat tinggi, bahkan melonjak dan belanja bantuan sosial masih kami pertahankan cukup tinggi sehingga pemulihan ekonomi bisa berjalan,” kata Sri Mulyani.
Baca Juga: Waspada Gejala Kolesterol Tinggi, Cek Perubahan yang Terjadi pada Mata Berikut Ini
Meski mengalami kenaikan angka belanja negara, Menteri Keuangan juga memaparkan kalau adanya kenaikan pendapatan negara.
Dikutip dari sumber yang sama, Sri Mulyani memastikan pendapatan negara melonjak hingga 18,2 persen.
“APBN mulai pulih yang terlihat dari sisi pendapatan negara kita pulih dari tahun lalu yang terkontraksi 15,3 persen yoy dan sekarang tumbuh dua digit,” ujar Sri Mulyani.