PR TASIKMALAYA – Pakar ekonomi, Rizal Ramli kembali mengkritik terhadap sistem yang digunakan pemerintah dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
Menurut Rizal Ramli, semua program yang diterapkan oleh pemerintah tidak ada yang efektif dalam penanganan Covid-19.
Secara tegas, Rizal Ramli mengungkapkan, mengubah istilah dalam penanganan Covid-19 hanya akan menambah biaya yang dikeluarkan.
Bahkan, Rizal Ramli juga menuliskan secara jelas biaya yang telah digelontorkan oleh pemerintah pada 2020 lalu.
Namun, dengan dana yang cukup besar, hasil yang didapatkan menurut Rizal Ramli adalah nihil.
Kritik terkait penanganan Covid-19 ini diutarakan oleh Rizal Ramli dalam cuitan akun Twitter @RamliRizal pada Senin, 26 Juli 2021.
“Cara-cara lain yang bertele-tele, hanya gonta-ganti istilah,” tulis Rizal Ramli seperti dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Twitter @RamliRizal.
“Hanya akan membuat biaya sosial, finansial dan ekonomis berkali-kali lebih mahal! 2020: habis Rp1035 T, hasil nol,” tambahnya.
Baca Juga: Sebut Kader Partai Demokrat Kerap Difitnah dan Diancam, Andi Arief Nyatakan Perang Terhadap BuzzeRp
Sebelum mengungkapkan hal di atas, Rizal Ramli menuturkan jika di negara lain melakukan lockdown dan vaksinasi dalam penanganan Covid-19.
Dengan dua cara tersebut, menurutnya, pandemi Covid-19 dapat segera dikendalikan dan roda perekonomian dapat segera berjalan.
“Seluruh dunia pakai lockdown on-off dan vaksinasi, lebih cepat mengendalikan Covid, ekonomi bisa pulih lebih cepat,” ungkap Rizal Ramli.
Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia beberapa kali menggunakan beberapa istilah dalam penanganan Covid-19.
Pada awal pandemi Covid-19 di Indonesia, pemerintah memberlakukan program Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Dan yang baru-baru ini, program yang sedang diterapkan oleh pemerintah adalah PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) darurat.
Semua istilah tersebut memiliki makna yang hampir mirip, yaitu memberikan batasan kepada masyarakat dalam melakukan kegiatan sosial.
Selain melakukan pembatasan kegiatan sosial, pemerintah Indonesia kini juga tengah gencar melakukan vaksinasi massal guna segera mendapatkan kekebalan kelompok.***