“Kembali ke pangkuan,” tulis Ferdinand Hutahaean.
Politisi asal Sumatera Utara ini menilai bahwa publik seharusnya bisa lebih bereaksi melihat Anies dan Prabowo dengan keluarga Soeharto.
Soeharto yang dianggap sebagai “pembunuh” demokrasi dan musuh pejuang reformasi di masa itu.
Ferdinand meminta publik untuk bersikap adil bahwa saat bicara demokrasi tentang tiga Presiden periode tapi mengaitkannya dengan reformasi.
Bahkan sampai menimbulkan keributan dan dianggap telah “mendobrak” reformasi yang selama ini diperjuangkan.
“Jangan hanya ketika orang lain berpendapat dalam bingkai reformasi tentang tiga periode, responnya ribut soal reformasi,” ujar Ferdinand.
Ferdinand merasa heran dengan sikap publik, saat orang berbicara dalam bingkai demokrasi diprotes.
Sedangkan orang yang terlibat dengan “musuh” pejuang demokrasi dibiarkan.***