PR TASIKMALAYA – Ferdinand menyoroti pertemuan Prabowo dengan Anies Baswedan di hari syukuran 100 tahun Soeharto.
Ferdinand mempertanyakan perasaan para pejuang reformasi saat melihat kebersamaan Anies dan Prabowo di kediaman Soeharto.
Ferdinand mempertanyakan sikap publik yang acuh melihat Anies dan Prabowo yang menghadiri syukuran 100 tahun Soeharto.
Baca Juga: Bentuk Jari Kaki Ungkap Masa Depan Seseorang, Salah Satunya Pertanda Orang Sukses
Sedangkan Soeharto sempat menjadi “musuh” pejuang reformasi kala itu.
Hal ini disampaikan Ferdinand dalam cuitan Twitter @FerdinandHaean3 pada Rabu, 9 Juni 2021.
“Nggak ada yang mau berbicara tentang darah keringat air mata reformasi melihat foto ini?” tulis Ferdinand seperti dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Twitter @FerdinandHaean3.
Mantan kader Partai Demokrat ini menyimpulkan bahwa pertemuan Prabowo dan Anies ke kediaman Soeharto kembali ke pangkuan pengasuhnya.
“Kembali ke pangkuan,” tulis Ferdinand Hutahaean.
Politisi asal Sumatera Utara ini menilai bahwa publik seharusnya bisa lebih bereaksi melihat Anies dan Prabowo dengan keluarga Soeharto.
Soeharto yang dianggap sebagai “pembunuh” demokrasi dan musuh pejuang reformasi di masa itu.
Ferdinand meminta publik untuk bersikap adil bahwa saat bicara demokrasi tentang tiga Presiden periode tapi mengaitkannya dengan reformasi.
Bahkan sampai menimbulkan keributan dan dianggap telah “mendobrak” reformasi yang selama ini diperjuangkan.
“Jangan hanya ketika orang lain berpendapat dalam bingkai reformasi tentang tiga periode, responnya ribut soal reformasi,” ujar Ferdinand.
Ferdinand merasa heran dengan sikap publik, saat orang berbicara dalam bingkai demokrasi diprotes.
Sedangkan orang yang terlibat dengan “musuh” pejuang demokrasi dibiarkan.***