“Percayalah, PDIP akan kembali memiliki presiden untuk ketiga kalinya,” ujar Kusnadi menyambung.
Polemik yang diduga terjadi antara Puan Maharani dan Ganjar Pranowo ditarik Kusnadi ke permasalahan di masa lalu internal PDIP.
Baca Juga: Angelina Jolie Tuduh Persidangan Hak Asuh Anaknya dengan Brad Pitt Tidak Adil
Kusnadi mencontohkan, saat itu terjadi perbedaan pendapat antara Megawati Soekarnoputri atau Joko Widodo yang akan diusung sebagai calon presiden.
“Inilah kelegowoan seorang pemimpin dan negarawan. Kalau waktu itu Ibu Mega yang membanting tulang untuk membesarkan partai bahkan sampai tidur di rumah penduduk untuk membentuk struktur Partai, ya bisa saja (mencalonkan),” tutur Kusnadi .
“PDIP sudah memberi satu sarana untuk menghadapi tantangan 2024. Lima mantap PDIP dan silaturahmi antar pengurus harus tetap dilakukan, jangan terjebak pada polemik sesaat,” ujarnya menyambung.
Baca Juga: Belum Resmi Menikah, Orang Tua Rizky Billar Sudah Ingin Cucu Kembar dari Lesti Kejora
Survei terbaru sendiri menunjukkan elektabilitas, atau tingkat keterpilihan Ganjar Pranowo naik menembus angka 20,2 persen semenjak survei Y-Publica pada bulan Maret 2020.
“Elektabilitas Ganjar terus melaju hingga tembus 20,2 persen,” kata Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono di Jakarta Rabu, 26 Mei 2021.
Di tempat kedua, dan ketiga menyusul nama lain seperti Prabowo Subianto dengan 16,7 persen, dan Ridwan Kamil dengan 15,9 persen.