Network
PR TASIKMALAYA - Ramai di media sosial terkait Presiden Jokowi yang salah menyebut Padang sebagai Provinsi ketika berpidato, dan hal ini ikut dikomentari oleh Rocky Geruing.
Rocky Gerung beri tanggapan soal Jokowi berpidato dan singgung soal Padang yang terjadi saat siaran pers di Pekanbaru pada Rabu, 19 Mei 2021.
Kesalahan dalam penyampaian Jokowi yang menyebut Padang sebagai Provinsi itu, terciduk oleh netizen.
Baca Juga: Diprediksi Untung Besar, Fast and Farious 9 di Tiongkok Sudah Raup Keuntungan Rp151 Miliar
Semestinya Padang merupakan salah satu Kota yang letaknya di Provinsi Sumatera Barat.
Setelah isu tersebut ramai di publik, pengamat Politik Rocky Gerung turut memberi tanggapan.
Hal tersebut diketahui dari unggahan video terbarunya di kanal YouTube Rocky Gerung Official, pada hari Kamis, 5 Mei 2021.
Baca Juga: Cara Membuat Macaroni Schotel Bolognese Keju, Bisa Jadi Asupan Sumber Karbohidrat Harian
Beberapa sindiran, ia sampaikan perihal hal-hal ganjil saat Presiden Jokowi berpidato.
Rocky Gerung pun tidak sendirian, melainkan ditemani oleh Hersubeno.
Selanjutnya Rocky Gerung mengusulkan satu pertanyaan yang nantinya bisa dijadikan soal saat Tes Wawasan Kebangsaan atau TWK.
Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta Kamis, 20 Mei 2021: Elsa Semakin Hilang Harapan, Ia Akui Kejahatannya?
"Jalan-jalan ke Provinsi Padang, jangan lupa beli Bipang Ambawang. Nggak pas nggak akan ketemu deh kalau di sana," ujar Hersubeno, dikutip Pikiranrakyat-Tasikmalaya.com, melalui YouTube Rocky Gerung Official, Kamis, 20 Mei 2021.
"Itu bisa jadi bahan tes kebangsaan tuh. Apakah bipang ada di Padang? Nah itu bisa jadi problem tuh," ujar Rocky Gerung.
Menurut Rocky Gerung, Presiden Jokowi tidak mempunyai kapasitas tertentu perihal kesalahaanya saat berpidato.
Lalu ia pun mengungkit isu soal pidato lebaran Presiden Jokowi, ketika menyebut Bipang Ambawang.
"Pakai teks salah, nggak pakai teks salah, jadi nggak usah ngomong aja supaya nggak salah. Ini hal yang sepele sebenarnya, kadang orang juga bikin kekacauan fakta yang sebetulnya nggak dosa-dosa amat," tutur Rocky,
"Ada kapasitas tertentu yang tidak dimiliki oleh Presiden, soal-soal yang elementer. Seharusnya saat salah omong ya harusnya dibercandain saja, itu bisa dicairkan," ujar Rocky Gerung.***
