Pada irisan, pandangan kita terhalang oleh awan ke matahari. Bagian tepi awan cukup tipis dan transparan.
Hal tersebut memungkinkan cahaya matahari yang melintasinya terdifraksi atau terinterfensi.
Sebab, bukan cahaya monokromatik, (sinar dengan warna tunggal), maka difraksi atau interferensi cahaya matahari tidak menghasilkan pola gelap dan terang, sebagaimana halnya biasa dipraktikan di laboratorium fisika.
Fenomena tersebut mirim ketika kita bermain gelembung sabun. Pada gelembung terdapat warna-warni pelangi.
Warna-warni pelangi itulah yang merupakan hasil dari produksi difraksi atau interferensi cahaya matahari oleh lapisan tipis.
Ukuran Kristal es menjadi penentu. Jika butir-butir kristalnya lebih besar (membentuk lempeng heksagonal), maka yang akan terjadi adalah lingkaran cahaya atau halo.
Irisan produk difraksi terbentuk ketika jarak sudut antara matahari dan awan warna-warni tersebut 10 derajat, maka interferensi lebih dominan.
Jadi, interaksi cahaya matahari dengan butir-butir air/Kristal es dalam awan tidak hanya menghasilkan halo matahari yang viral tersebut.