Said Didu: BUMN Sumber Masalah Perekonomian, Direksi Mendapatkan Laba

- 7 April 2021, 14:50 WIB
Said Didu memberikan komentar terkait banyaknya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dikabarkan menunggak pembayaran kepada vendor.*
Said Didu memberikan komentar terkait banyaknya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dikabarkan menunggak pembayaran kepada vendor.* /Tangkap layar YouTube.com/Indonesia lawyers Club

PR TASIKMALAYA - Said Didu buka suara terkait dengan banyaknya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menunggak pembayaran kepada beberapa vendor.

Pernyataan tersebut dikatakan tegas Said Didu dalam kanal YouTube MSD yang diunggah Selasa, 6 April 2021 seperti yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com.

Said Didu bahkan menyatakan, banyak kawannya yang mengeluh karena sudah bertahun-tahun tidak dibayar oleh BUMN.

Baca Juga: Bandingkan Acara Pernikahan Atta-Aurel dengan Putri HRS, Haikal Hassan: Tampilkanlah keadilan, Jangan Munafik

“BUMN sekarang sudah berubah menjadi masalah, menjadi sumber masalah perekonomian,” ujar Said Didu.

Said Didu tegas mengatakan, apa yang terjadi pada BUMN sekarang jelas-jelas terdapat pergeseran.

BUMN menurut Said Didu merupakan pilar yang paling kuat sebagai penyokong perekonomian Indonesia.

“Kalau BUMN sudah menjadi masalah, maka betul-betul ada masalah besar yang sudah terjadi,” kata Said Didu.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Hari Ini 7 April 2021: Al dan Andin Berhasil Jebak Elsa, Mama Sarah Takut Terbongkar

Menurut Said Didu, sumber permasalahan BUMN terjadi karena kontraktor dan subkontraktor BUMN bermasalah di Pertamina dan PLN.

“Hampir semua mengalami kelambatan pembayaran. Semua mengeluh, tetapi tidak mau bicara,” tutur Said Didu

Mengejutkannya, Said Didu mengatakan bahwa sekarang banyak terjadi lobi-lobi. Siapa yang pintar melobi, maka akan cepat dibayar.

“Ada teman saya yang puluhan miliar tidak terbayar dan sudah setahun menagih. Mungkin tidak punya lobi ke dalam,” kata Said Didu.

Baca Juga: Buka Munas IX LDII 2021, Presiden Jokowi: Komitmen LDII Telah Menganut Paradigma Baru yang Toleran

Said Didu menegaskan, ini menjadi masalah karena ketika sulit mendapatkan pembayaran menjadi titik awal para pelobi mendapatkan bukti.

Mengapa tidak dibayar? Karena perusahaan tidak memiliki uang cash. Adapun ketika memiliki kemampuan membayar, sengaja mengulur waktu pembayaran agar mendapatkan laba.

“Ini biasanya dilakukan direksi-direksi yang masa akhir jabatan untuk mendapatkan tantib, akan labanya besar, maka pembayaran diulur,” ungkapnya.

Bahkan saat ini para vendor ketakutan jika bekerjasama dengan pihak BUMN.

Baca Juga: Buron Korupsi Sulit Tertangkap Jika Lari ke Luar Negeri, KPK: Apalagi di Singapura

“Jarang sekali yang mau ikut tender,” pungkasnya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: YouTube MSD


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x