PR TASIKMALAYA - Budiman Sudjatmiko turut menyoroti beredarnya surat wasiat yang diduga ditulis oleh pelaku teror di Mabes Polri.
Budiman Sudjatmiko menyampaikan, surat wasiat pelaku teror Mabes Polri itu menginginkan mati bersama orang yang dibencinya.
Tanggapan terhadap surat wasiat pelaku teror di Mabes Polri itu disampaikan Budiman Sudjatmiko melalui akun Twitter @budimandjatmiko, Rabu, 31 Maret 2021.
Baca Juga: Duel Catur GM Irene Sukandar Melawan GothamChess Berakhir Imbang
"Sebuah surat wasiat yang menggambarkan kepadatan dan kepekatan pikiran di usia muda," tuturnya dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari twitter @budimandjatmiko.
Budiman Sudjatmiko menambahkan, di usia mudanya, pelaku teror tersebut sangat mencintai dan membenci hal yang tidak diketahuinya.
"Sangat mencintai dan membenci untuk hal-hal yang tidak diketahui," tambahnya.
Baca Juga: Pemerintah Indonesia Pinjam Uang Rp6,3 Triliun ke ADB untuk Penyaluran Vaksin Covid-19
Menurut Budiman Sudjatmiko, cara berpikirnya sederhana, juga kesimpulannya, ia harus mati bersama yang dibencinya, karena yakin akan dapat surga.
Sebuah surat wasiat yg menggambarkan kepadatan & kepekatan pikiran di usia muda. Sangat menyintai & membenci utk hal2 yg tak diketahui. Cara berpikirnya sederhana, juga kesimpulannya: dia harus mati bersama yg dibencinya. Karena yakin akan dpt surga pic.twitter.com/FA0ew8oUuN— Budiman Sudjatmiko (IG: masbud_sudjatmiko) (@budimandjatmiko) March 31, 2021
Lebih lanjut, Budiman Sudjatmiko mengungkapkan, jika isi surat itu menggambarkan cara berpikir sebagian generasi muda kita, artinya memang harus 'bongkar mesin' bangsa ini.
"Jangan sampai bonus demografi tapi defisit substansi," tambahnya.
Baca Juga: Soroti Lagi Pernyataan Mardani Soal Wacana Pemulangan WNI eks ISIS, Ferdinand: Untuk Apa Mengurus Teroris?
Budiman Sudjatmiko menambahkan, kejadian teror beberapa hari ini mengejutkan masyarakat, bukan karena kekerasannya, tetapi setelah mengetahui kenyataan pelakunya adalah anak-anak muda.
"Saya jadi kaget jangan-jangan kita selama ini kecurian sebuah generasi tanpa kita sadari," tambahnya.
Membaca isi surat wasiat tersebut, menurut Budiman Sudjatmiko, pelaku teror remaja ini tidak merasa berniat buruk, namun dia merasa sangat mulia.
Baca Juga: Mardani Ali Sera Ajak Berantas Terorisme, Ferdinand Hutahaean: Coba Tegur yang Ajari Kebencian
"Bahkan masalahnya adalah dia betul-betul menutup mata hati dan nalarnya," ujarnya.
Budiman Sudjatmiko juga mempertanyakan siapa yang memelihara jejaring kebodohan maut itu dan menegaskan bahwa tugas negara untuk membongkar dan meringkusnya.***