Temuannya menunjukkan bahwa orang di berbagai belahan dunia memiliki tungau wajah yang berbeda.
Michelle kemudian mengungkapkan bagaimana tungau-tungau tersebut dapat ditemukan.
"Kami menggunakan sendok kecil dan mengikisnya di bagian wajah seseorang yang berminyak. Tapi ini tidak seburuk kedengarannya," ujarnya.
Michelle telah menguji lebih dari 2.000 partisipan, termasuk para pendatang dari seluruh dunia yang belajar di California Academy of Sciences.
Dari sanalah dia menemukan bukti DNA tungau wajah milik masing-masing partisipan.
"Tidak ada yang senang pada gagasan awal bahwa mereka memiliki kerabat laba-laba di wajah mereka," ungkap Michelle.
"Tetapi orang sering kali penasaran, bahkan dalam rasa jijik mereka," tambahnya.
Tungau wajah, yang disebut sebagai Demodex Folliculorum dan Demodex Brevis, menghabiskan hari-hari mereka tertelungkup di dalam folikel rambut.