Soroti Pernyataan Moeldoko Soal Alasan Masuk ke Demokrat KLB, Yan Harahap: Nggak Jelas, Kayak Orang Halusinasi

- 29 Maret 2021, 11:50 WIB
Deputi Balitbang Partai Demokrat, Yan Harahap menanggapi alasan Moeldoko yang menerima pinangan Demokrat versi KLB.*
Deputi Balitbang Partai Demokrat, Yan Harahap menanggapi alasan Moeldoko yang menerima pinangan Demokrat versi KLB.* /Instagram.com/@yanharahap/

PR TASIKMALAYA- Kemunculan Kepala Staf Presiden (KSP) yang juga merupakan Ketua Umum Demokrat versi KLB Moeldoko melalui unggahan di akun media sosial Instagram pribadinya, turut ditanggapi oleh Deputi Strategi dan Kebijakan Balitbang DPP Demokrat Yan Harahap.

Yan Harahap, melalui cuitan yang diunggah di akun media sosialTwitter miliknya, menyebut bahwa pernyataan perdana Moeldoko saat mengeluarkan soal mengatakan alasan dirinya merebut Demokrat seperti berhalusinasi.

Bahkan, dituturkan Yan Harahap bahwa apa yang dikatakan oleh Ketum Demokrat versi KLB Moeldoko itu tidak jelas dan mengambang.

Baca Juga: Fahri Hamzah Percaya Teroris Tidak Beragama, Lukman Hakim: Boleh Jadi, Teroris Beragama

Seperti diketahui, sejak gelaran Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat di Deli Serdang terselenggara pada Jumat, 5 Maret 2021 lalu, Moledoko, sebagai Ketum Demokrat terpilih versi KLB tidak muncul sama sekali dihadapan publik.

Bahkan, ketika sejumlah kader Demokrat versi KLB itu menggelar konferensi pers pada Kamis, 25 Maret 2021 itu diketahui, Moledoko juga tampak tak menghadiri acara tersebut.

Namun, pada Minggu, 28 Maret 2021, Moeldoko membuat kemunculan perdananya melalui media sosial Instagram miliknya, dalam unggahan video yang mengungkapkan sejumalh alasan dirinya menerima pinangan Demokrat versi KLB.

Baca Juga: Sebut Moeldoko Dulu Cium Tangan SBY, Rachland Nashidik: Kini Menusuk dari Belakang Bahkan Memfitnah

Sebagaimana diberitakan Galajabar.Pikiran-Rakyat.com dalam judul artikel "Moeldoko Nongol di Publik, Yan Harahap: Ingat, Julukan ‘Begal Partai’ Akan Melekat pada Diri Anda Selamanya", Yan Harahap pun lantas menanggapi pernyataan Moeldoko tersebut.

"Tak jelas apa yg diucapkan Moeldoko ini, ngambang, kayak org berhalusinasi," ujar Yan Harahap melalui akun twitternya @yanharahap, Minggu, 28 Maret 2021

Yan Harahap pun mempertanyakan kepentingan Moeldoko untuk turut campur soal ideologis sebuah partai padahal ia bukan bagian dari partai tersebut.

Baca Juga: Moeldoko Ingin Selamatkan Bangsa, Andi Arief: Selamatkan Negara atau Selamatkan Diri dari Jiwasraya?

"Anda orang luar sok-sokan ngurusi ideologis Partai orang. Andai ada masalah internal PD, bukan urusan Anda!," ujarnya.

Yan Harahap pun mengingatkan kepada Moeldoko bahwa julukan 'begal partai' yang disematkan kepada dirinya bakal melekat selamanya.

"Ingat, bagi kami, julukan ‘Begal Partai’ akan melekat pada diri anda selamanya. Shame on you Moeldoko!," tandasnya.

Baca Juga: Terungkap! Kapolri Sebut Kedua Pelaku Teror Bom di Makassar Pernah Terlibat Pemboman di Filipina

Sebelumnya Moeldoko menyebutkan ada tarikan ideologis dalam tubuh Partai Demokrat. Selain itu, dia mengklaim ada pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024.

Menurut Moeldoko, pertarungan ideologis ini terstruktur dan mudah dikenali. Hal ini, menjadi ancaman bagi cita-cita menuju Indonesia Emas 2045.

"Ada sebuah situasi khusus dalam perpolitikan nasional, yaitu telah terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024," kata Moeldoko dalam video yang yang diunggah melalui akun Instagramnya @dr_Moeldoko pada, Minggu, 28 Maret 2021.

Baca Juga: Tiba-Tiba Minta Tolong pada Aparat Keamanan dan Intelijen, Dewi Tanjung: Bom Makassar Sinyal Pemicu Kerusuhan

Hal itulah, lanjut dia, yang menjadi salah satu alasan dirinya bersedia menjadi ketua umum partai berlambang mercy.

"Jadi ini bukan sekedar menyelamatkan Demokrat, tapi juga menyelamatkan bangsa," ujar dia.

"Itu semua berujung pada keputusan saya menerima permintaan untuk memimpin Demokrat, setelah tiga pertanyaan yang saya ajukan dijawab dengan baik oleh rekan-rekan sekalian," lanjut dia.

Baca Juga: Sebut Pelaku Teror Bom di Makassar Tak Punya Otak, Gus Miftah: dalam Suasana Damai Kok Ngebom Gereja

Tiga pertanyaan yang dimaksud Moeldoko tersebut, dilontarkannya saat diminta menjadi ketua partai versi KLB.

Moeldoko bertanya kepada peserta KLB apakah pengangkatannya sesuai dengan AD/ART.

Pertanyaan kedua, seberapa serius kader Demokrat memintanya memimpin partai.

Baca Juga: Sikapi Teror Bom Bunuh Diri di Makassar, Tsamara Amany: Jangan Coba Ambil Peran Tuhan, Kita Bukan Siapa-siapa

Terakhir, soal apakah para kader bersedia bekerja keras demi merah putih di atas kepentingan pribadi dan golongan.

"Dan semua pertanyaan itu dijawab oleh peserta KLB dengan gemuruh, maka baru saya buat keputusan," ujar Moeldoko.

Moeldoko juga mengklaim bahwa dirinya tak mau membebani Presiden Joko Widodo ihwal kekisruhan di internal Demokrat.

Baca Juga: Minta Jokowi Tegur Mahfud MD, Natalius Pigai: Gelar Prof Dr ini Aneh!

"Terhadap persoalan yang saya yakini benar dan itu atas otoritas pribadi yang saya miliki maka saya tidak mau membebani presiden," kata Moeldoko.*** (Dicky Aditya/Galajabar.Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Arman Muharam

Sumber: Galajabar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x