Dia menambahkan, pengaturan untuk mudik bisa dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Dia menilai, hal itu akan jauh lebih maslahat jika dibandingkan melarang masyarakat untuk mudik.
Baca Juga: Berbicara Soal Mantan Pacar, Heechul Super Junior: Saya Ingin Mereka Lebih Sukses
"Pengaturan mudik dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat akan jauh lebih maslahah dibanding melarangnya," cuit Lukman Hakim.
Mudik itu adalah ritual budaya yg sarat nilai dan semangat agama, yg dampak sosial dan ekonominya amat luas.
Pengaturan mudik dengan penerapan protokol kesehatan yg ketat akan jauh lebih maslahah dibanding melarangnya.— Lukman H. Saifuddin (@lukmansaifuddin) March 26, 2021
Cuitannya itu mendapat tanggapan dari Ulil Abshar Abdalla, yang menyebut kebijakan pemerintah untuk melarang mudik sebetulnya sangat penting diberlakukan pada lebaran tahun lalu.
Sementara untuk penerapannya di tahun ini sudah sangat terlambat.
Baca Juga: Diusulkan untuk Ganti KSP Moeldoko, Fahri Hamzah: Jangan Ganggu Orang Pensiun Mas, Lagi Enak-enaknya
"Kebijakan larangan mudik ini sebetulnya sangat penting diambil untuk lebaran tahun lalu. Sekarang, sudah terlambat sekali, Mas Lukman. Tapi, saya sih setuju," kicau Ulil Abshar.
Mendapat tanggapan itu, Lukman Saifuddin mempertanyakan kebijakan mana yang lebih mendidik di masyarakat, antara penerapan protokol kesehatan yang ketat atau pencegahan larangan mudik.
"Mana lebih mendidik masyarakat (dan mudah penerapannya di lapangan): pelaksanaan "law-enforcement" (penegakan hukum) pada penerapan prokes yg ketat atau pada pencegahan larangan mudik?" cuit Lukman Hakim.