PR TASIKMALAYA- Adanya anggapan bahwa aksi kudeta Demokrat yang melibatkan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko sebagai drama politik untuk menaikkan elektabilitas, ditepis langsung Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Demokrat, Herzaky Mahendra Putra.
Herzaky Mahendra Putra dalam keterangan tertulisnya menuturkan bahwa insiden kudeta yang terjadi di tubuh Demokrat melalui Kongres Luar Biasa (KLB) pada Jumat, 5 Maret lalu yang menghasilkan Moeldoko sebagai pimpinan baru itu nyata adanya.
Lebih lanjut, dalam keterangan itu, Herzaky Mahendra Putra pun mempertanyakan boleh tidaknya jika ada sekelompok orang yang tak memiliki hak namun tetap melakukan kongres pemilihan ketua umum baru, seperti Moeldoko yang terpilih dalam KLB Demokrat yang terjadi di Deli Serdang Jumat lalu tersebut.
Seperti diketahui, KLB Demokrat yang digelar di Deli Serdang itu terlaksana setelah diinisiasi oleh sejumlah kader dan mantan kader Demokrat dengan agenda mengganti Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menjabat sebagai Ketua Umum Demokrat.
Memanasnya konflik yang terjadi antara kubu Demokrat Moeldoko dengan kubu Demokrat AHY tersebut pun sontak menuai banyak perhatian dari berbagai kalangan.
Bahkan, ada sejumlah kalangan yang menilai bahwa aksi kudeta Demokrat itu merupakan drama politik.
Sebagaimana diberitakan Galamedia.Pikiran-Rakyat.com dalam judul artikel "Kudeta Moeldoko Disebut Drama Politik, Herzaky: Kalau Menghamba Penguasa, Jangan Jadi Intelek Tukang Stempel", anggapan bahwa insiden kudeta tersebut sebagai drama politik pun langsung ditepis oleh Herzaky Mahendra Putra.