Ia bahkan menyebut bahwa jika negara Indonesia siap maka status WNI bagi Jack Ma juga merupakan hal yang baik.
“Baik juga jika dunia akal sehat bisa bantu selamatkan dan mesti ada negara yang tawarkan status bila perlu jadi warga negara. Kalo kita siap, WNI juga ok,” imbuhnya.
Baca Juga: Ingatkan Mensos Risma Untuk Kerja Berdasarkan Data, Fahri Hamzah: Tolong Jangan Sia-siakan Waktu
Sebagaimana diberitakan PikiranRakyat-Tasikmalaya.com sebelumnya, Alibaba dan saingannya seperti Tencent Holdings sebelumnya telah menghadapi tekanan yang meningkat dari regulator setelah mengumpulkan ratusan juta pengguna dan mendapatkan pengaruh atas hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari di Tiongkok.
Bulan lalu, otoritas antitrust Tiongkok telah meluncurkan penyelidikan ke konglomerat e-commerce Jack Ma, Alibaba Group Holding dan Bank Sentral China telah meminta grup tersebut untuk mengguncang pinjaman dan operasi keuangan konsumen lainnya.
Regulator Tiongkok sebelumnya tiba-tiba menangguhkan penawaran umum perdana blockbuster senilai 37 miliar US Dolar di Shanghai dan Hong Kong.
Baca Juga: Fakta-Fakta Vaksin Covid-19: Tak Membuat Sakit Hingga Tetap Vaksinasi Meski Pernah Tertular
IPO Ant Group yang disebut-sebut sebagai penawaran umum terbesar di dunia dan dijadwalkan akan tercatat secara serentak di bursa Shanghai dan Hong Kong, pada 5 November, dihentikan di Tiongkok kurang dari 48 jam sebelum go public.
Sementara itu, dalam pidatonya di bulan Oktober, Jack Ma terkenal menyerang regulator Tiongkok karena "ketinggalan zaman".
Ada berita hilangnya Jack Ma dari publik selama bulan2 trakhir stlh bredar berita ttg kritiknya thdp pmerintahan RRC. Smoga tdk apa2. Baik jg jk dunia akal sehat bs bantu selamatkan & msti ada negara yg tawarkan status bila perlu jd warga negara. Kalo kita siap, WNI jg ok.— Jimly Asshiddiqie (@JimlyAs) January 4, 2021