Singgung Kasus HRS, Henry Subiakto: Kerumunan Bisa Ekspresikan Kekerasan

- 13 Desember 2020, 09:33 WIB
Habib Rizieq Shihab Saat Memenuhi panggilan Polda Metro Jaya
Habib Rizieq Shihab Saat Memenuhi panggilan Polda Metro Jaya /ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc

PR TASIKMALAYA - Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab resmi ditahan atas kasus dugaan pelanggaran protokol kesehatan.

Banyak pihak turut memberikan tanggapan terkait penahanan tersebut, baik yang pro maupun yang kontra.

Jika beberapa tokoh politik memberikan komentar berupa dukungan ataupun ungkapan yang menyayangkan, berbeda dengan Staf Ahli Menteri Kominfo, Henry Subiakto.

Baca Juga: Everton vs Chelsea: Penalti Sigurdsson Akhiri Rekor Tak Terkalahkan The Blues

Lewat cuitan di akun Twitter pribadinya, Henry menyinggung soal kekerasan dan penghinaan.

"Kekerasan akan membuahkan kekerasan. Penghinaan akan menghasilkan kehinaan. Menanam kebaikan, akan memanen kebaikan," tulis Henry, Minggu, 13 Desember 2020.

Masih dalam cuitan yang sama, Henry juga menyinggung soal perilaku buruk dan meminta untuk menjaga lisan.

"Menebar keburukan, akan menuai keburukan pula. Maka jagalah perilaku dan lisan kita, krn semua ada konsekuensinya," lanjut Henry.

Baca Juga: Usai Belasan Jam Jalani Pemeriksaan, Habib Rizieq Shihab Resmi Ditahan

Lebih lanjut, Henry juga diketahui mengunggah sebuah cuitan yang cukup menohok dengan menyebut bahwa kasus kerumunan ini telah melahirkan kekerasan.

Menurutnya, hal itu merupakan bentuk ekspresi egoisme pelaku yang mengandalkan interpretasi kebenaran sepihak.

“Kekerasan fisik dan simbolik pada mrk yg berbeda itu bkn ajaran langit, tp lbh mrpk ekspresi egoisme pelaku2nya berbekal interpretasikebenaran sepihak di tengah massa kerumunan. Tanpa kerumunan kekerasan akan berkurang,” cuit Henry.

Baca Juga: Sempat Pimpin Salat Maghrib, Habib Rizieq Shihab Resmi Ditahan

Henry menjelaskan, kerumunan dapat menghasilkan ekspresi kekerasan, karena dapat menyembunyikan jati diri si pelaku.

“Kerumunan itu bisa secara fisik, bisa pula online di media sosial. Sama2 bisa menghasilkan ekspresi kekerasan, baik fisik ataupun simbolik.

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Twitter @henrysubiakto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah