PR TASIKMALAYA - Beredar sebuah video menunjukkan seorang muazin tengah mengumandangkan azan dengan menambahkan kalimat 'hayya alal jihad'.
Dalam video tersebut juga terlihat beberapa jamaah yang berada di belakang sang muazin nampak mengikuti ucapan tersebut sembari mengepalkan tangan.
Sontak, video itu pun viral dan menuai kecaman dari banyak pihak, salah satunya dari Habib Husin Alwi Shihab lewat cuitan di akun Twitter pribadinya.
Baca Juga: HRS dan sang Menantu Mangkir, Yusri Yunus: Kita Layangkan Surat Panggilan Kedua
Dalam cuitannya, Habib Husin berharap Majelis Ulama Indonesia (MUI) menindak tegas oknum-oknum yang berada dalam video tersebut.
"Semoga pengurus @MUIPusat yang baru langsung ambil tindakan tegas terhadap oknum yang sudah merubah lafadh adzan jadi hayya alal jihad," cuitnya.
Iaa menambahkan bahwa hal itu merupakan sebuah salah satu penistaan agama Islam dengan cara memelintir hadist dan riwayat mengenai adzan.
Baca Juga: Serial Populer Netflix ‘Money Heist’ akan Dibuat Ulang Versi Korea
Selain itu, ia juga meminta Divisi Humas Polri dan Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) untuk menyelidiki video tersebut.
"Dugaan saya ini penistaan terhadap agama Islam dengan memelintir hadits dan riwayat mengenai adzan. Mohon atensi @CCICPolri @DivHumas_Polri supaya gercep tangkap pelakunya," sambungnya.
Semoga pengurus @MUIPusat yg baru lgs ambil tindakan tegas thd oknum yg sdh merubah lafadh adzan jadi hayya alal jihad. Dugaan saya ini penistaan thd agama Islam dgn memelintir hadis dan riwayat mengenai adzan. Mohon atensi @CCICPolri @DivHumas_Polri spy gercep tangkap pelakunya. pic.twitter.com/2M8j74TWtU— Husin Alwi (@HusinShihab) November 30, 2020
Sebelumnya, Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla menegaskan, seruan jihad dalam kalimat adzan yang dikumandangkan merupakan suatu kekeliruan.
Baca Juga: Dikabarkan Kelelahan, Polda Metro Jaya Masih Tunggu Kehadiran Habib Rizieq
“Azan hayya alal jihad itu keliru, harus diluruskan. DMI menyatakan secara resmi menolak hal-hal seperti itu,” ucap Jusuf Kalla dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara.
Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia itu menyebut bahwa jihad jangan disebut sebagai konteks negatif yang mengutamakan kekerasan dalam islam.
"Jihad tidak selamanya bermakna negatif karena menuntut ilmu atau berdakwa juga bisa diartikan sebagai jihad. Sehingga kalau mau berjihad, dapat dilakukan dalam menuntut ilmu atau berdakwa,” ujarnya.***