PR TASIKMALAYA - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengungkapkan menurut hasil pemantauan pada hari Minggu, 22 November 2020, bahwa telah terjadi runtuhan pada tebing lava lama di Gunung Merapi.
Hanik Humaida selaku Kepala BPPTKG menyebutkan dalam pernyataan tertulis di Yogyakarta, pada hari Senin, 23 November 2020, bahwa runtuhan itu berasal dari tebing lava tahun 1954 yang terletak di dinding kawah utara.
Dikutip dari Antara oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, material roboh ke dalam kawah dan sampai saat ini tidak berdampak terhadap keaktifan vulkanik Gunung Merapi.
Baca Juga: Gara-Gara Adegan Ciuman Gadis Hindu dan Pria Muslim Berlatar Belakang Kuil, Netflix India Bermasalah
"Guguran seperti ini merupakan kejadian yang biasa terjadi pada saat Gunung Merapi mengalami kenaikan aktivitas menjelang erupsi," ungkap Hanik.
Hanik memaparkan, runtuhan tebing lava lama terlihat dari CCTV pemantau Gunung Merapi yang dipasang di Deles pada hari Minggu, 22 November 2020, pukul 06.50 WIB. Runtuhan tersebut terdata di seismogram dengan amplitudo 75 mm dan berlangsung selama 82 detik.
"Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mematuhi rekomendasi dari BPPTKG serta arahan dari BPBD dan pemerintah daerah setempat," ucapnya.
Baca Juga: Caeleb Dressel dan Adam Peaty Pecahkan Rekor Dalam Olimpiade International Swimming League
Setelah menerapkan status Siaga pada 5 November 2020, sampai dengan saat ini, aktivitas kegempaan Gunung Merapi terbilang masih cukup tinggi.