Menlu AS Singgung Isu Komunis di Indonesia, Fraksi PDIP Mempertanyakannya: Ada Apa?

31 Oktober 2020, 19:51 WIB
Menlu AS Mike Pompeo kunjungi Indonesia. /Antara


PR TASIKMALAYA - Menlu AS Mike Pompeo sempat menyinggung isu komunis di Indonesia saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Kantor Kementerian Luar Negeri, Kamis 29 Oktober 2020.

Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDI Perjuangan TB Hasanuddin pun mempertanyakan maksud ucapan dari Mike Pompoe tersebut.

"Saya pertanyakan mengapa Pomeo menyinggung isu komunis. Padahal di negara asalnya di AS, komunis sudah tidak dijadikan isu politik lagi. Ada apa?" kata TB Hasanuddin pada wartawan, Sabtu 30 Oktober 2020.

Baca Juga: Rekor Baru! Amerika Serikat Laporkan 100.000 Tambahan Kasus Covid-19 Dalam Satu Hari

Dia mengatakan bahwa dengan melontarkan isu tanpa argumentasi yang jelas hanya akan menimbulkan keresahan di antara masyarakat Indonesia. 

“Patut dipertanyakan maksud Pomeo menyinggung isu komunis itu untuk apa. Dasarnya apa," ujar dia.

Untuk itu, ia mengimbau agar masyarakat Indonesia tidak mudah terkecoh dengan memihak salah satu blok atau negara yang sedang berseteru.

"Indonesia konsekuen dan konsisten dengan prinsip politik luar negeri bebas aktif," katanya.

Baca Juga: Antisipasi Badai Terkuat di Dunia, Pemerintah Filipina akan Evakuasi Ribuan Warganya

TB juga menegaskan tak ada kesepakatan antara Indonesia dan AS soal pembangunan pangkalan militer AS di Indonesia.

"Tidak ada itu kesepakatan bersama antara Indonesia dan AS soal Kepulauan Natuna. Indonesia tetap memegang teguh politik luar negeri bebas aktif," tegas Hasanuddin.

Dia mengatakan dengan politik luar negeri bebas aktif ini, tidak mungkin ada pangkalan militer negara manapun di Indonesia.

Menurut Hasanuddin, Indonesia siap bekerja sama dengan negara di manapun di wilayah NKRI termasuk di Kepulauan Natuna.

Baca Juga: Armenia dan Azerbaijan Terus Bertempur, Kedua Belah Pihak Sepakat Tak akan Targetkan Warga Sipil

"Seluruh wilayah Indonesia dapat dimanfaatkan untuk bekerjasama dengan negara lain asal dapat memberikan manfaat bagi negara dan bangsa dan bukan membangun pangkalan militer asing," katanya.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, bertemu sejumlah elite Pemuda Ansor di Indonesia, pada Kamis 29 Oktober 2020.

Dalam pertemuan itu secara tegas Pompeo mengatakan Tiongkok merupakan ancaman bagi komunitas agama terutama muslim di Uighur, Xinjiang, Provinsi Tiongkok.

Pompeo mengatakan ancaman terbesar bagi umat beragama adalah Partai Komunis Tiongkok. Pernyataan Pompeo bukan kali pertama menyinggung umat beragama yang dalam ancaman karena otoritas partai penguasa di Tiongkok.

Baca Juga: Buka Cabang di Tokyo, BNI Layani LCS untuk Mudahkan Transaksi Bilateral Jepang dan Indonesia

Seperti diketahui, hubungan AS dan Tiongkok memanas dalam beberapa tahun ini. Oleh karenanya, dalam beberapa kesempatan AS menyerang pemerintah Tiongkok terkait isu-isu universal seperti agama.

Pernyataan Pompeo tentu didasarkan atas kritik yang dilakukan sejumlah negara atas perlakuan umat beragama di Uighur yang mendapat tekanan.

"Ancaman terbesar bagi masa depan kebebasan beragama adalah perang Partai Komunis China terhadap orang-orang dari umat manapun, Muslim, Buddha, Kristen, juga praktisi Falun Gong," kata Pompeo dalam acara yang dipandu oleh Yahya Cholil Staquf, tokoh Nahdlatul Ulama (NU) organisasi Islam dan induk GP Ansor.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler