Sebelumnya Desak BPJS, Kini Luhut Binsar Desak BPPT untuk Percepat Produksi Alat PCR Dan Rapid test

3 Oktober 2020, 08:18 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. //Instagram.com/@luhut.pandjaitan

PR TASIKMALAYA - Melihat tinggi angka pasien positif Covid-19 di Indonesia, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan meminta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Bio Farma segera memproduksi alat tes PCR dan tes cepat (rapid test kit).

Luhut meminta hal itu dengan tujuan agar segera dapat memenuhi kebutuhan pemeriksaan dalam negeri.

"Sekarang kita lihat BPPT dan Bio Farma untuk menyusun list (daftar) apa saja yang dibutuhkan dan impor produk apa saja yang kita batasi," katanya dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengembangan Produk-produk PCR dan Tes Rapid Dalam Negeri, Jumat, 2 Oktober 2020.

Baca Juga: Tidur dengan Mimpi Buruk Karena Covid, Ahli: Mungkin itu Mengajarkan Kita Berperilaku saat Pandemi

Luhut menegaskan agar kapasitas produksi domestik dapat terserap terlebih dahulu dan impor bisa dilakukan bila produksi dalam negeri tidak mencukupi.

"Oleh karena itu n

anti BUMN kita dorong untuk membantu investasi dalam bidang ini," katanya. 

Luhut pun meminta agar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita betul-betul mendorong agar industri industri dalam negeri bisa masuk di sektor farmasi.

Secara teknis, Luhut yang juga Wakil Ketua Komite Kebijakan Pengendalian Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional itu menyebutkan alat tes PCR Bio Farma sudah bisa diproduksi 1,5 juta dan bisa naik 3,5 juta per bulan.

Baca Juga: Bak Karma Sepelekan Virus Corona, Donald Trump Positif Covid-19

"Tapi yang betul-betul mesti diperhatikan adalah stok reagennya. Reagen ini saya minta Pak Honesti (Dirut Bio Farma) untuk juga produksi dalam negeri. Produksi dalam negeri masih terbatas, sekarang bagaimana kita tingkatkan kapasitas itu," ujar Luhut.

Reagen diperlukan untuk ekstraksi yang digunakan dalam pengecekan spesimen. Reagen berisi sejumlah senyawa kimia untuk mendeteksi SARS-CoV-2, virus penyebab penyakit Covid-19.

Menanggapi permintaan Luhut, Kepala BPPT Hammam Riza yang juga hadir dalam rakor itu menyebutkan bahwa tim gugus tugas BPPT untuk riset inovasi COVID-19 telah siap memproduksi beberapa produk penilaian secara massal.

"Beberapa produk yang digunakan untuk screening seperti tes rapid telah dapat diproduksi secara massal," tambahnya.

Baca Juga: Berikut Resep dan Bahan Membuat Smoothie Cokelat

Bekerja sama dengan PT Prodia, PT Tempo Scan Pasific dan PT Padma, BPPT telah mampu meningkatkan produksi tes rapid hingga lebih dari dua juta alat per bulan.

"Bila kita ingin memenuhi kebutuhan yang proyeksinya enam juta per bulan dengan asumsi 200 tes per hari kali 30 hari," kata Hammam.

Lebih jauh, ia juga menjelaskan bahwa BPPT telah berhasil membuat alat tes PCR.

Bersama Bio Farma, mereka telah mampu produksi alat PCR dengan kapasitas 1,5 juta per bulan.

Baca Juga: Pemerintah Salurkan Dana untuk Pengembangan BUMDes Berbasis Syariah

"Alat PCR kit yang kita awali bersama pada bulan Maret bersama dengan startup biomolekuler milik Bio Farma sekarang berhasil memasuki generasi yang kedua dengan menggunakan metode multiplex berbeda dengan simulfex karena tingkat akurasi dan kecepatannya," pungkas Hammam.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler