Ingin Pandemi Segera Berakhir, Menko Luhut Binsar Meminta Produksi Obat Covid-19 Dipercepat

29 September 2020, 10:48 WIB
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.* /

PR TASIKMALAYA - Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang juga Wakil Ketua Komite Kebijakan Pengendalian Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, berpesan kepada produsen farmasi nasional untuk segera memproduksi obat Covid-19, dengan remdesivir yang menjadi salah satunya.

"Harus diupayakan untuk segera produksi dalam negeri. Kita cari bahan-bahannya itu nanti, jadi jangan ada hambatan," ujar Luhut saat mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Penyediaan Obat Covid-19 secara virtual di Jakarta, Sabtu, 26 September 2020.

Luhut pun meminta Bio Farma selaku produsen farmasi nasional lekas mengambil langkah yang cepat dan tepat supaya bahan baku kebutuhan produksi nasional dapat segera dikerjakan demi kepentingan nasional.

Baca Juga: Tambah Usia di Hari Ulang Tahunnya, Luhut Ingat Pesan Sang Ayah: Harus Bermanfaat di Sisa Umur

"Strateginya untuk kepentingan emergency dan kepentingan nasional. Kita harus cepat dan jangan terlalu kaku karena ini untuk kemanusiaan," lanjutnya. 

Honesti Basyir, Direktur Utama Bio Farma menerangkan bahwa timnya telah menangani izin guna memproduksi remdesivir.

"Ada dua cara yang kami lakukan yakni mengadakan kerja sama dengan India. Sementara kami akan melakukan uji klinis nanti kerja sama dengan BUMN. Kedua, di samping izin impor, kami juga sedang riset untuk produksi dalam negeri," katanya.

Honesti juga mengungkapkan Bio Farma telah menguji klinis skala pilot untuk pembuatan remdesivir di dalam negeri.

Baca Juga: Berbincang dengan 'Kursi Kosong' Menkes Terawan, Najwa Shihab: Siap Mundur Pak?

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto pada rapat koordinasi tersebut berkata pihaknya akan berkontribusi dalam semua riset yang tengah dikerjakan untuk memproduksi remdesivir dalam negeri.

"Saya back up untuk kebutuhan obat apapun pasti akan kami dukung karena kami tinggal ajukan dan adakan bersama dengan BUMN dan bersama dengan BPOM kami akan koordinasi supaya segala sesuatu tepat sasaran, tepat waktu dan kita tidak membuat kebijakan yang justru kita tidak bisa menyelamatkan (pasien Covid-19) seperti apa yang Bapak (Menko Luhut) sampaikan," kata Menkes Terawan.

Penny K. Lukito, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan bahwa timnya telah mengurus izin uji klinis untuk remdesivir.

Baca Juga: Alami Kebingungan di Tengah Lockdown Australia, Perenag Asal Indonesia ini Memilih Berlatih di Laut

"Terkait bahan baku dari Tiongkok, kami sudah mencatat dan akan cari jalan yang terbaik dengan tetap menjaga aspek keamanan dan mutu," ucap Penny.

Di samping berbincang mengenai penyediaan obat remdesivir dan peralatan yang diperlukan untuk merawat pasien Covid-19 di rumah sakit, rapat koordinasi itu pun membahas tentang arus kas (cashflow) rumah sakit yang melayani pasien Covid-19.

Abdul Kadir, Plt Direktur Pelayanan Kesehatan Kemenkes, mengatakan bahwa arus kas rumah sakit yang melayani pasien Covid-19 terkadang terhambat karena keterlambatan pengajuan klaim ke BPJS.

Baca Juga: Hoakh Atau Fakta: Benarkah Vaksin Sinovac di Indonesia Mengandung Babi dan Racun Berbahaya?

Untuk menangani hal tersebut, Luhut berpesan kepada pihak Kemenkes agar segera bekerja sama dengan rumah sakit.

"Buat video call dengan RS 100-100 per wilayah kan hanya empat kali, tolong koordinasikan agar masalah selesai," ia mengarahkan.

Luhut juga meminta supaya mekanisme baku dibuat untuk proses pengajuan klaim Covid-19. Kemudian, dia meminta agar seluruh pihak yang berkaitan mampu berkoordinasi dengan baik.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler