PR TASIKMALAYA - Setelah perilisan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menceritakan asal-usul nama Whoosh untuk moda transportasi itu.
Diketahui, nama Whoosh untuk KCJB berawal dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan menugaskan Menteri Sekretariat Negara Pratikno untuk mengadakan lomba logo dan nama untuk moda transportasi terbaru Indonesia tersebut.
Kemudian dalam lomba tentukan nama untuk KCJB (kini menjadi Whoosh) melibatkan orang yang bekerja di bidang kreatif. Terpilih 10 orang dengan kapasitas untuk membuat desain logo kereta dalam dua minggu.
Baca Juga: KUR Mikro BRI jadi Solusi Modal untuk Pemilik UMKM, Inilah Cara Pengajuannya!
Pada akhirnya, nama untuk KCJB sudah ditemukan yakni Whoosh. Uniknya, nama itu ternyata berawal dari celetuk presiden dan meminta para pelaku kreatif mengembangkan nama dan logo itu.
“Tetapi dialektika di lapangan terjadi. Bapak Presiden bilang beberapa kali masyarakat menyebut was wus was wus, kemudian suatu hari Presiden bilang apa tidak bagus itu Whoosh? Akhirnya tiga besar pelaku kreatif itu dipersilakan mengembangkan (logo dan nama) Whoosh,” kata Menhub pada Senin 2 Oktober 2023.
Adapun kepanjangan dari Whoosh yakni Waktu Hemat Operasi Optimal Sistem Hebat, nama itu terinspirasi dari suara kereta dengan kecepatan tinggi.
Baca Juga: Daftar Top Skor dan Assist Sementara BRI Liga 1 2023/2024: David Da Silva Mulai Masuk!
“Membacanya wus artinya itu kecepatan tinggi sekali,” ujarnya.
Meski pun dinilai unik, Budi menyebut nama Whoosh sangat bagus dan terdengar enak.
Serta para desainer cukup senang dengan nama tersebut dan tidak perlu repot dalam pengerjaan.
“Ini suatu blessing (berkat). Tetapi yang unik adalah dialektika di lapangan dengan Presiden bilang Whoosh bagus ya kita dengar di lapangan.
Baca Juga: Cek Tabel Angsuran KUR BRI Oktober 2023! Dilengkapi Cara Pengajuan Lewat HP
Dan para desainer ini juga kooperatif sehingga bisa dilakukan (penamaan) dengan pendek jadi kita pilihlah nama Whoosh,” kata dia, menambahkan.
Kecepatan KCJB/Whoosh diketahui hingga 350 km/jam tanpa ada getaran sama sekali.
Serta menghubungkan Stasiun KCJB Tegalluar di Bandung, Jawa Barat dengan Halim di Jakarta Timur (PP).
Tarif KCJB akan diputuskan dalam waktu dekat dengan kisaran Rp 250 ribu sampai Rp 350 ribu.***