Terlihat Hadir dalam Deklarasi KAMI, Gatot dan Titiek Soeharto 'Dijodohkan' Maju di Pilpres 2024

23 Agustus 2020, 15:00 WIB
KETUA Dewan Pertimbangan Partai Berkarya Titiek Soeharto.*/ISTIMEWA /

PR TASIKMALAYA - Gatot Nurmantyo dengan Siti Hediyati Hariyadi alias Titiek Soeharto hadis dalam deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).

Kehadiran dua tokoh itu membuat ramai publik yang kemudian 'menjodohkan' mereka untuk nyalon di Pilpres 2024.

Dalam hal ini, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin ikut menanggapi isu tersebut pada Sabtu, 22 Agustus 2020.

Baca Juga: Lagu 'Dynamite' Melejit, Boyband Korea Selatan BTS Capai Sejarah Rekor di Spotify hingga di Youtube

Ia menilai bahwa keinginan netizen untuk menduetkan tokoh sah-sah saja, dan itu bagus-bagus saja.

Ia begitu memahami keinginan netizen untuk memiliki menemukan calon yang lain dan tidak itu-itu saja seperti yang selalu santer diberitakan media.

"Karena netizen bisa saja ingin ada alternatif calon lain di Pilpres 2024 nanti. Tidak didominasi oleh nama-nama itu-itu saja," ujar Ujang, dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Warta Ekonomi dengan judul KAMI Jadi Alat Gatot-Titiek Soeharto ke Pilpres 2024? Oh.. Sulit!

Namun Ujang merasa pesimis akan majunya mereka di Pilpres 2024 nanti.

Baca Juga: Beberapa Orang yang Masuk Dua Kriteria Berikut ini, Tak Bisa Menikmati Bantuan Subsidi Rp 600.000

Pasalnya 'perjodohan' Gatot-Titiek di Pilpres 2024 nanti merupakan sesuatu yang sulit, dan susah untuk direalisasikan.

Diberitakan SindoNews, alasan pertama yakni karena mereka tak berangkat dan tak punya partai 'besar', yang bisa mengusung keduanya.

Karena sebagaimana diketahui, syarat nyapres itu harus memenuhi 20% kursi DPR RI.

Kemudian yang kedua, popularitas dan elektabilitas keduanya sebagai bakal calon presiden dan calon wakil presiden juga belum terlihat.

Baca Juga: Tak Setuju dengan Sikap Sri Mulyani, Rizal Ramli: Sok Jago, yang Lain Gak tahu Apa-apa Kecuali Dia

Popularitas dan elektabilitas keduanya kalah bersaing dengan beberapa figur kepala daerah yang dalam sejumlah survei selalu unggul.

"Kalau partai KAMI. Sulit juga karena belum jadi partai. Dan kalau jadi partai pun, tak punya 20% persyaratan itu. Jadi peluang keduanya berat dan sulit," ujar pengamat politik itu.*** (Redaksi WE Online) 

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Sindonews warta ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler