Prof. Yudian: Budaya dan Sejarah Sosial Politik Aceh Mampu Bangun Semangat Patriotisme

8 November 2022, 16:17 WIB
Prof. Yudian menyebut jika budaya dan sejarah sosial politik Aceh mampu membangun semangat patriotisme.* /

PR TASIKMALAYA - Prof. Yudian mengunjungi Aceh untuk napak tilas dan ziarah ke makam Sultan Iskandar Muda pada Selasa, 8 November 2022.

Acara napak tilas Prof. Yudian ke makan Sultan Iskandar Muda itu didampingi oleh Deputi Bidang Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP, Ir. Prakoso, M.M.

Prof. Yudian menyebut, peran Sultan Iskandar Muda bagi nusantara, khususnya Aceh yakni mendistribusikan pala dan cengkeh ke berbagai penjuru dunia.

"Aceh juga dikenal memiliki budaya dan garis sejarah sosial politik yang berwarna. Sejarah inilah yang mampu membangun semangat patriotisme tidak hanya dimiliki oleh kaum laki-laki, tetapi juga perempuan," kata Prof. Yudian.

Baca Juga: Spy X Family Season 2 Episode 19 Tayang Kapan, Jam Berapa, dan Nonton Streaming Sub Indo di Mana?

"Perempuan tidak hanya berkontribusi dalam urusan domestik, perempuan Aceh adalah salah satu contoh peradaban yang unggul yang mampu menghimpun kekuatannya untuk menopang perlawanan laki-laki yang saat itu sedang terseok-seok," sambungnya.

Prof. Yudian juga bahkan menyebut banyaknya pahlawan perempuan asal Aceh yang memiliki daya juang dan semangat melawan penjajah.

Karakter inilah yang kemudian diwarisi oleh Cut Meutia, Pocut Meurah, Pocut Baren, Teungku Fakinah, dan Cut Nyak Dien untuk melanjutkan perjuangan masyarakat Aceh keluar dari jeratan kolonialisme dan imperialisme.

Hal tersebut sekaligus mendukung perjuangan-perjuangan yang dilakukan oleh kaum laki-laki seperti, Sultan Iskandar Muda, Teuku Umar, Teuku Cik di Tiro, dan yang lainnya.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Mungkinkah Anda Orang Manipulatif? Pilih Pohon untuk Mengungkapnya

Perjuangan tersebut seakan terus mengalir sampai sekarang, pada zaman pasca kemerdekaan Aceh memiliki kontribusi besar pada pemerintahan pertama Bung Karno.

"Perjuangan itu terasa mengharukan lagi karena Aceh adalah daerah yang menyumbangkan pesawat udara pertama bagi Republik Indonesia yang kemudian diberi nama Seulawah RI-001," imbuhnya.

Sejak adanya pesawat ini, sumbangsih masyarakat Aceh menjadikan hubungan antar daerah di Republik Indonesia semakin dekat dan harmonis.

Hal itu karena pesawat Seulawah tidak hanya digunakan sebagai kendaraan pemimpin nasional, melainkan juga sebagai pengangkut logistik berupa bahan pangan, obat-obatan, dokumen, dan senjata untuk pengamanan negara.

Baca Juga: Produser Black Panther 2 Sebut X-Men Berpeluang Datang ke Wakanda

Paling pentingnya lagi, Aceh adalah daerah di Indonesia yang tidak pernah dikuasai oleh Belanda dan merupakan modal utama utusan Indonesia dalam Konfrensi meja Bundar (KBM) di Den Haag.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Tags

Terkini

Terpopuler