BNPB Tetapkan Status Darurat PMK, Menko Muhadjir Effendy Minta Bantuan Akademisi Turut Tangani Wabah

3 Juli 2022, 16:01 WIB
Sebagai solusi menanggapi darurat PMK, Menko Muhadjir Effendy meminta akademisi turut andil membantu tangani wabah. /Instagram/@muhadjir_effendy

PR TASIKMALAYA – Belum lama ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menetapkan Status Keadaan Tertentu Darurat Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak.

Sebelumnya pemerintah telah berupaya menangani wabah PMK pada hewan ternak seperti pemberian vaksin agar mencegah terjangkitnya virus serta mengobati hewan yang terjangkit.

Namun, wabah PMK pada ternak ternyata masih menimbulkan persoalan bagi peternak disejumlah daerah.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy melakukan kunjungan kerjanya ke Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, pada Sabtu, 2 Juli 2022.

Baca Juga: Begini Cara Jabar Tangani PMK Menjelang Idul Adha!

Menko Muhadjir mengungkapkan permintaannya atas keterlibatan serta peran aktif akademisi dalam menanggulangi wabah PMK di berbagai daerah yang terjangkit.

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Infopublik.id pada Minggu, 3 Juli 2022 Menko Muhadjir mengatakan bahwa salah satu daerah yang banyak terjangkit wabah PMK adalah di Provinsi Jawa Timur.

“Saya imbau terutama untuk perguruan tinggi yang punya fakultas kedokteran hewan dan peternakan untuk segera mengerahkan dosen mahasiswanya untuk membantu masyarakat yang sedang tertimpa musibah PMK ini,” ucap Menko Muhadjir.

Bahkan menurut pengakuannya, Menko Muhadjir telah meminta secara langsung kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Tekhnologi agar diadakannya program pengabdian.

Baca Juga: 8 Cara Hilangkan Bau Prengus Daging Kambing atau Domba Kurban, Jangan Dicuci hingga Pakai Kacang Hijau

Diharapakan pengabdian itu dapat dialokasikan untuk membantu masyarakat dalam penanganan wabah PMK.

Lebih lanjut ia berujar bahwa dengan mencegah penyakit PMK maka akan mencegah kemiskinan baru di tengah masyarakat.

Maka dari itu pemerintah akan terus berupaya untuk meminimaisir kematian hewan ternak akibat wabah PMK.

“Seperti kita ketahui disinikan termasuk peternak kecil, hanya 2-3 sapi. Kalau mati setengah kiamat itu," kata Menko Muhadjir.

Baca Juga: Erick Thohir Recofusing Bisnis Himbara, Beri Peluang UMKM Lebih Berkembang

"Kalau sapi jantan yang diharapkan bisa dijual menjelang Idul Adha, angannya untung besar bisa 30 juta per ekor ternyata mati. Nah ini akan mendorong terjadinya angka kemiskinan terutama peternak kecil,” sambungnya.

Ia juga turut mengapresiasi kesigapan seluruh pihak dalam menangani penyakit PMK di Kabupaten Sumenep, baik seluruh aparatur desa ,dinas peternakan serta pihak terkaitlainnya yang melakukan isolasi dan pengobatan pada hewan ternak.

“Saya rasa cara yang bagus. Dengan sigap ada sapi yang langsung diisolasi karena sudah terpapar PMK dan kelihatannya sudah sehat," ujar Menko Muhadjir.

"Vaksin juga sudah dilakukan di sini. Mudah-mudahan bisa tertangani semua,"  sambungnya.***

Editor: Ghassan Faikar Dedi

Sumber: Info Publik Kominfo RI

Tags

Terkini

Terpopuler