PR TASIKMALAYA - Politisi, Jansen Sitindaon menanggapi insiden yang dialami Ade Armando yang merupakan Dosen Universitas Indonesia (UI).
Jansen Sitindaon mengaku kerap berbeda pendapat dengan Ade Armando.
Hanya saja, Jansen Sitindaon juga tidak sependapat adanya aksi pengeroyokan Ade Armando.
Bahkan, Jansen Sitindaon juga menyatakan mengutuk adanya kekerasan yang dialami Ade Armando.
Baca Juga: Apakah Puasa Akan Tetap Sah Apabila Lupa Membaca Niat Tapi Tetap Sahur? Berikut Ini Pemaparannya
Hal ini disampaikan Jansen Sitindaon melalui Twitter @jansen_jsp pada Senin, 11 April 2022.
"Walau sering beda, saya mengutuk kekerasan yang dialami mas Ade Armando," tulis Jansen, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com.
Kader Partai Demokrat ini juga menilai aksi demo yang terjadi sebagai bukti sentimen masa lalu di Indonesia masih kental.
Indonesia dianggap masih terbelah, dan sudah terlalu dalam.
Baca Juga: Tes IQ: Jangan Ngaku Pintar Matematika Sebelum Pecahkan Persamaan Berikut, Berani Coba?
"Atas berbagai sentimen yang selama ini muncul, ternyata sudah terlalu dalam luka dan keterbelahan di negeri kita ini," tutur Jansen.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat ini juga menambahkan soal perbaikan yang perlu disegerakan.
Ia mengajak adanya perubahan sebagai jalan memperbaiki keterbelahan yang ada.
"Mari kita semua menyadarinya ketimbang sulit jalan bagi kita semua kembali untuk memperbaikinya," sambungnya.
Baca Juga: Moon Knight: James Gunn Bantah Rumor Terkait Penawaran Garap Film Ini ke Marvel
Diberitakan sebelumnya, Ade Armando turut dalam aksi demo 114 mahasiswa dalam penolakan 3 periode Jokowi ke DPR RI.
Tampaknya, aksi demo ini menjadi tempat yang salah bagi Ade Armando.
Pada akhirnya, ia pulang malah dalam keadaan babak belur, setelah menjadi sasaran amukan massa yang kecewa pada pemerintah.
Ade Armando yang dikenal publik cukup kontroversial atas pernyataannya.
Baca Juga: Ade Armando Babak Belur, Mustofa: Ya Allah Azab Mu Keras
Termasuk dikenal publik sebagai buzzer Presiden Jokowi.
Akan tetapi sebagian pihak juga menyatakan bahwa Ade Armando ikut hadir karena juga menolak perpanjangan periode kepresidenan Jokowi.***