Islah Bahrawi Bahas Kedudukan Perempuan dalam Islam, Istri Bukan 'Warga Kelas Dua'!

5 Februari 2022, 13:30 WIB
Cendekiawan Muslim, Islah Bahrawi, bahas mengenai kedudukan kaum perempuan di Islam. /Instagram/@islah_bahrawi/

PR TASIKMALAYA - Pemikir dan pegiat media sosial, Islah Bahrawi menyatakan bahwa Islam tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan, mereka setara.

Menurut Islah Bahrawi, manusia tidak diberikan pilihan oleh Tuhan untuk terlahir menjadi berjenis kelamin laki-laki atau perempuan.

Lebih lanjut, Islah Bahrawi memaparkan bahwa agama hadir untuk menyajikan konsep kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan.

Islah Bahrawi mencontohkan dengan mengambil kasus pelarian warga negara dari Arab Saudi karena khawatir akan aturan negara yang sangat membedakan gender, terutama perempuan.

Baca Juga: Menhan Prabowo Subianto Tegaskan Indonesia Dukung Penuh Palestina: Sangat Bersedia Membantu

Sebagian orang yang lari dari Arab Saudi dan berpindah warga negara bukan hanya karena takut kepada aturan negara tapi juga menolak terhadap pemahaman disparitas gender dalam agama.

Hampir semuanya dari kalangan perempuan.

Perempuan yang lari dari Arab Saudi tersebut dua di antaranya adalah Rana Ahmad dan Rahaf Al-Qunun. Mereka memilih menetap dan menjadi warga negara Jerman dan Kanada.

Disitat PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari postingan Instagram Islah Bahrawi pada Jumat, 4 Februari 2022 mereka para perempuan yang keluar dari sana mengalami trauma akibat intimidasi, segregasi, dan perlakuan tidak adil.

Baca Juga: Tes Psikologi: Terima Bimbingan untuk Jalan Hidup Anda dengan Memilih Salah Satu Muse Kuno

“Dari tafsir sempit pemahaman agama dalam hal gender equality.” Katanya.

“Banyak muslim di dunia masih memahami konsep perlindungan terhadap kaum perempuan adalah dengan cara mengekangnya,” sambung Islah Bahrawi.

Tidak sedikit kaum perempua di dunia yang sangat patriarkal ini harus ‘ikhlas’ menjadi istri yang bisa diperlakukan seenaknya oleh sang suami atas nama ‘agama’.

“Kaum perempuan serasa warga kelas dua yang harus ikhlas melayani laki-laki demi ganjaran surga - yang ironisnya seringkali diterangkan bahwa fasilitas surga hanya untuk kaum laki-laki saja. Kesan ini seolah Islam hanya bermanfaat untuk kalangan laki-laki saja,” ujar Islah Bahrawi.

Baca Juga: Ratu Elizabeth II Rencanakan Hal Besar Ini untuk Pangeran William

“Serasa Islam digambarkan memberlakukan kaum perempuan tidak adil di dunia dan akhirat. Betulkah? Tentu saja tidak,” tuturnya menyambung.

Mengutip pernyataan dari Dr. Aziza al-Hibri, seorang dosen ahli dalam bidang hukum Islam, Islah Bahrawi menyatakan bahwa itu bukan tuntutan agama, melainkan budaya Arab.

“Yurisprudensi Islam abad pertengahan sangat dominan dalam ijtihad yang dianut umat Islam saat ini, sebagian besar dipengaruhi oleh tradisi patriarki Arab pada masanya,” ujarnya.

Unggahan Islah Bahrawi. Instagram/@islah_bahrawi

Baca Juga: Doa Panjang di Bulan Rajab hingga Bulan Ramadhan 1443 H, Beserta Amalannya

“Asumsi budaya patriarki ini mengakar kuat dalam ijtihad dan yurisprudensi Islam, hingga struktur patriarki tersebut diyakini secara tidak akurat berasal dari teks Al-Qur'an itu sendiri,” ucapnya menyambung.

Menutup, Islah Bahrawi menegaskan bahwa Islam memberikan perlindungan kepada manusia tanpa melihat jenis kelamin maupun gender.

“Tuhan Maha Adil, keegoisan manusialah yang seringkali menciptakan ketidakadilan atas namaNya,” katanya menutup.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler