Ali Imron Cerita Pesantren yang Terafiliasi Terorisme: Berdosa Tidak Melaksanakan Jihad

3 Februari 2022, 11:51 WIB
Ali Imron membongkar perbedaan pesantren radikal dan umum, dimana jika terafiliasi terorisme, tidak melaksanakan jihab berarti dosa.* /Tangkapan layar YouTube Karni Ilyas Club

PR TASIKMALAYA - Salah satu mantan teroris yakni Ali Imron, membagikan ceritanya terkait pesantren yang terafiliasi dengan terorisme.

Ali Imron menerangkan bahwa adanya perbedaan antara pesantren umum dengan pesantren radikal yang terafiliasi dengan teroris.

Dijelaskan oleh Ali Imron bahwa terkadang materi terkait dengan terorisme tidak masuk dalam kurikulum pesantren.

Namun menurut Ali Imron, penyampaian kepada santri-santri bisa menjadi salah satu petunjuk untuk melihat bahwa pesantren tersebut terafiliasi dengan terorisme.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Lihat Gunting, Siluet Orang, atau Awan? Ungkap Karakter Diri, Salah Satunya Ekstrovert

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari kanal YouTube Karni Ilyas Club yang dibagikan pada 2 Februari 2022, Ali Imron menerangkan bahwa pesantren yang berafiliasi terorisme sudah ada sejak lama.

"Nah, kami ini sejak dulu sudah ada pesantren-pesantren, di samping pesantren-pesantren itu kegunaanya apa," ujarnya.

"Kegunaannya supaya bisa melaksanakan syariat Islam yang bisa kita lakukan, kedua adalah mendakwahkan tentang Islam secara umum dan paham kami secara khusus," sambungnya.

Ali Imron menerangkan, pembelajaran terkait paham jihad pada sebuah pesantren tidak melulu tercantum pada kurikulum.

Baca Juga: Ini Alasan Kabupaten Bekasi Tunda Sementara Pembelajaran Tatap Muka 100 Persen

"Jadi termasuk kurikulum. Kalaupun tidak tertulis kurikulum jelas," jelasnya.

"Dan penyampaiannya itu jelas disampaikan," sambungnya.

Ali Imron pun menjelaskan perbedaan pesantren biasa dengan pesantren yang sudah disusupi oleh teroris.

"Sekarang apa bedanya pesantren kami dengan pesantren umum? Contohnya misalkan dalam pembahasan fiqih," ungkapnya.

Baca Juga: Cek Keberuntunganmu, Gambar yang Kamu Pilih Hadirkan Nasehat Terbaik Bagimu

"Kalau kita biasanya tahu kalau fiqih jihad itu, masalah jihad itu disampaikan di kelas 3 SMA itu ada babul jian, bab jihad," sambungnya.

Pemahamannya menurut Ali Imron yakni tidak melaksanakan jihad sama dengan melakukan dosa.

"Jihad ini kan isinya perang, kalau di pondok pesantren kami atau sekolah kami. Kami terangkan dengan jelas ujian itu perang," ujarnya.

"Bagaimana ketika jihad ini enggak bisa dilaksanakan, kita detik demi detik selalu berdosa karena tidak bisa melaksanakan jihad dalam artian perang," sambungnya.

Baca Juga: Anies Minta Stop PTM 100 Persen di Jakarta, Hidayat Nur Wahid: Segeralah Disetujui

Perbedaan pun terlihat dengan pesantren biasa, menurut Ali Imron bahwa jihad ujian berarti perang dengan penjajah.

"Tapi kalau pesantren lain, yang tidak radikal beda, ujian itu memang wajib ketika perang," jelasnya.

 "Kalau di Indonesia berarti kita dijajah oleh penjajah, kan beda sudah pak Karni," pungkasnya.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: YouTube Karni Ilyas Club

Tags

Terkini

Terpopuler